Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah seorang mahasiswa pada Fakiltas Keguruan dan Ilmu Pedidikan Program Studi Pendidikan SEJARAH Universitas PATTIMUARA angkatan 2007

Rabu, 26 Agustus 2009

ISLAM DI ASIA SELATAN

A. Asia salatan di bawah kekuasaan raja-raja Islam.


Asia Selatan merupakan wilayah yang berpenduduk mayoritas Hindu, tetapi di sana berdiri kekuasaan Islam. Di India utara pada tahun 1206-1555 telah berkembang Kesultanan Delhi, yang didirikan oleh Mu‘i>zz ad-Di>n. Sepeninggalnya tahun 1206, Aybak mengambil alih kekuasaan di Lahore sebagai ma>lik atas nama sultan =u>ri> di Firuzuk. Dari situ, =ana dan bagian Afg>an dari kerajaan =u>ri> terlepas dari India, jatuh ke tangan Kawarazm-Ša>h dan kemudian Mongol. Di bawah Iletmiš, arsitek yang sebenarnya dari kesultanan Delhi, Sind dimasukkan ke dalam Kesultanan Delhi. Ia juga berusaha melindungi orang-orang Kawarazm di luar kekuasaannya, tetapi Mongol melindas Punjab tahun 1241, menghancurkan Lahore dan kemudian maju sejauh Ucch. Suksesi sultan yang lemah membawa konflik internal, dan kesatuan kesultanan hanya dapat dijamin oleh perwalian dan kekuasaan independen dari Balban yang cakap, yang asalnya merupakan salah satu dari kelompok 40 budak Turki (Chihilgan) dari Iletmiš. Untuk memperkokoh kaitan dengan dunia Islam, ia minta pengakuan dari kali>fah ‘Abba>siyyah di Baghdad, al-Muntas}ir.

Pada tahun 1290 para sultan Mu‘i>zz digantikan oleh garis Kalaji> Jala>l ad Di>n Firu>z Ša>h II. Kalaj berasal dari orang-orang Turki (mungkin orang-orang yang ter-Turki-kan, berasal dari etnik yang berbeda) menempati Afganistan timur; pada masa Mu‘iz>z ad-Di>n, Kalaj memainkan peran penting dalam invasi =u>ri> di India, dan adalah Iktiya>r ad-Di>n Muh}ammad Kalaj yang pertama membawa Islam ke Bengal dan India Timur. Tugas yang mendesak bagi Firu>z Ša>h II adalah menghindarkan Mongol; adalah pada masanya bahwa sejumlah besar orang Mongol yang telah memeluk Islam diperbolehkan tinggal di daerah Delhi. Figur yang menonjol dari dinasti Kalaji> adalah ‘Ala>’ ad-Di>n Muh}ammad, yang memandang dirinya Aleksander kedua dan yang memiliki impian besar membangun imperium yang luas. Pada kenyataannya, ia pertama- tama harus menghadapi ancaman Mongol Chaghatay di perbatasan barat laut, yang pada tahun-tahun sampai 1306 berkali-kali menyerang sejauh Delhi. Ambisi ‘Ala>’ ad-Di>n terealisasi di selatan. Sebuah serangan tahun 1296 terhadap Devagiri atau Deogir di Deccan barat, ibukota Yadavas, membawakan kekayaan buatnya yang kemudian digunakan untuk menguasai kesultanan, dan ketika ia benar-benar mantap di singgasana, ia mengirim pasukan selanjutnya berjuang di selatan Deccan. ‘Ala>’ ad-Di>n terus menggunakan gelar na>s}ir ami>r al-mu’mini>n; penguasa Muslim India yang pertama dan terakhir yang menggunakan gelar ami>r al-mu’mini>n adalah anaknya, Qut}b ad-Di>n Muba>rak Ša>h I.

Garis Kalaji> jatuh ketika Kusraw Ka>n, seorang Gujarat berkasta rendah yang masuk Islam dari Hindu dan kesayangan sultan Kalaji> Muba>rak Ša>h I, murtad dari Islam dan merampas singgasana di Delhi. Kekuasaan Muslim ditegakkan kembali oleh seorang jenderal Turco- India =a>zi> Ma>lik Tug>lu>q dan anaknya Muh}ammad, yang pada tahun 1320 meresmikan kekuasaan wangsa Tug>lu>q. Tug>lu>q banyak berbuat untuk mengembalikan stabilitas ekonomi dan administrasi kesultanan dan memantapkan penguasaan atas Deccan. Muh}ammad adalah seorang figur yang unik, seorang yang sangat ahli dalam sastera Persia dan ilmu pengetahuan dan seorang jenderal yangberbakat; tetapi tingkah lakunya aneh dan kebijakannya lemah. Kenaikan pajak yang diberlakukan untuk menjaga kesultanan agar sehat membuat ia tidak populer, dan keputusannya pada tahun 1327 untuk memindahkan ibukota dari Delhi ke Deogir, sekarang dinamakan Dawlatabad, ternyata berakibat fatal. Di pihak lain, ia berhasil mengusir serangan Mongol Chaghatay di bawah Tarmaširin dari Transoksania pada tahun 1329; tetapi usahanya untuk mengambil keuntungan dari kelemahan Ilka>n dan menyerang Asia tengah lewat Pamirs adalah semata-mata fantasi. Muh}ammad ibn Tug>lu>q mempunyai hubungan diplomatik dengan dunia Islam di luar India; ia berhubungan dengan Mamlu>k di Mesir dan berusaha memperoleh pengakuan dari ‘Abba>siyyah di Kairo. Namun demikian, penggunaan energi untuk proyek militer yang tidak realistik di perbatasan utara India menyebabkan lemahnya kekuasaan wangsa Tug>luq atas Deccan; sebuah kerajaan Muslim independen muncul di Madura di ujung selatan dan bertahan sampai dihancurkan oleh kerajan Hindu Vijayanagar, dan pada tahun 1347 kerajaan Bahmi> di Deccan tengah didirikan oleh ‘Ala>’ ad-Di>n Bahma>n Ša>h. Kemudian, Firu>z Ša>h III mengembalikan otoritas kesultanan di Sind dan Bengal, tetapi tidak berusaha apaapa untuk menyentuh Deccan. Kelemahan dinasti Tug>lu>q melincinkan jalan bagi Ti>mu>r untuk menyerang India tahun 1398-9 dan menyebabkan kehancuran luar biasa; sebagai akibatnya, kesatuan politik kesultanan hancur, dan berbagai pemimpin Muslim mencari kekuasaan sendiri di berbagai wilayah.

Selama kurang dari empat puluh tahun, kekuasaan berada di tangan Kidir Ka>n, dulu gubernur Multan di bawah Ti>mu>r, dan ia memerintah atas nama Ti>mu>r dan Ša>h Ruk, puas dengan gelar ra>yat-i a‘la>; karena mengaku keturunan Nabi, dinastinya mendapat gelar Sayyi>d. Otoritas yang efektif dari sayyid terbatas di daerah sekitar Delhi, dan dengan ketergantungan terhadap wangsa Ti>mu>r, mereka tidak populer di kalangan kelas militer Turki dan Afg>an di Delhi. Pada tahun 1451 garis mereka digantikan oleh garis Bahlu>l Ka>n, seorang pemimpin suku Afg>an di Lodis dan mantan gubernur Sirhind dan Lahore. Bahlu>l banyak berbuat untuk mengembalikan prestise Muslim di India; otoritas Delhi ditegakkan di hampir seluruh India tengah dan penguasa-penguasa Šarqi> di Jawnpur dimakzulkan (1477). Puteranya Sikandar II melaksanakan operasi yang sukses melawan negara-negara Rajput, dan memindahkan ibukotanya ke Agra, yang menyediakan basis lebih baik bagi serangan-serangannya. Lodi yang terakhir, Ibra>hi>m II, menyingkirkan banyak elite pemerintahan dan militer, dan sebagian mereka kemudian mengundang intervensi Chaghatay Mug>al, Ba>bur, yang pada \waktu itu berada di Kabul.

Kemenangan Babur di Panipat tahun 1526 menyebabkan kematian Ibra>hi>m dan kemunculan garis raja-raja Mug>al di India. Tetapi ini belum berarti kekuasaan permanen bagi dinasti Babur di India, karena kekuasaan anaknya Humayun dipotong selama lima belas tahun oleh kekuasaan dari Afg>an di sana oleh Šir Ša>h Su>r. Bergerak dari Bih}a>r Šir Ša>h mengalahkan Humayun di Kanawj, dan dengan demikian melebur hasil usaha Babur (1540). Kelemahan penganti Šir Ša>h menyebabkan kembalinya Mug>al.

Di wilayah ini juga berdiri dinasti Bengal.14 Kesultanan Bengal berkuasa pada tahun 1336-1576, mula-mula di Bengal Timur dan Bengal Barat kemudian merambah ke seluruh wilayah Bengal. Administrasi Bengal selalu menjadi problem bagi sultan Delhi; kekayaan sumber alam propinsi dan jarak dari ibukota merupakan godaan bagi gubernur untuk memberontak. Setelah meninggalnya Balban tahun 1287, Bengal menjadi hampir independen di bawah gubernur-gubernur yang memerintah di Lakhnawati, dan pada tahun-tahun awal abad ke-14, Bengal timur ditaklukkan, dan pasukan Muslim menyeberangi Brahmaputra ke distrik Sylhet di Azza>m. =iyat ad-Di>n Tug>lu>q suatu saat memantapkan kontrol Delhi, dan membagi Bengal menjadi dua gubernuran, satu di barat berpusat di Lakhnawati dan satu lagi di timur berpusat di Sonargaon. Tetapi setelah meninggalnya, Bengal diperintah oleh para sultan independen. Pada tahun-tahun ini, konversi ke Islam di kalangan Hindu kelas bawah berjalan secara cepat, menghasilkan mayoritas Muslim di daerah itu sekarang ini.
Keluarga Šams ad-Di>n Ilya>s menyatukan seluruh Bengal di bawah satu kekuasaan. Di bawah dinasti Ilya>s, kesenian Islamdan ilmu pengetahuan berkembang, dan perdagangan tekstil dan rempah-rempah Bengal digalakkan. Pada dekade pertama abad ke-15, = iya² ad-Di>n A‘z}am memperbaharui hubungan diplomatik dan kebudayaan dengan Cina, dan pertumbuhan pelabuhan Chittagong mungkin menggambarkan meningkatnya perdagangan dengan timur jauh. Masa dinasti Ilya>s terpotong selama 20 tahun oleh pengambilan kekuasaan oleh Raja Ganesa, seorang tuan tanah Hindu lokal di Bhaturya. Ia tampaknya memiliki kekuasaan di belakang singgasana selama beberapa tahun, akhirnya merampas kekuasaan untuk anaknya Jadu, yang menjadi Muslim. Sekalipun asalnya Hindu, garis Ganesa dapat berkuasa dengan dukungan orang-orang Muslim. Di bawah dinasti Ilya>s, pengaruh pengawal istana Ethiopia berkembang, sampai pada tahun 1487 komandan mereka, Sultan Šahada, membunuh Ilya>si> terakhir dan mengambil kekuasaan untuk dirinya.

Ketertiban akhirnya ditegakkan kembali oleh Sayyi>d ‘Ala>’ ad- Di>n H}usayn, yang perannya besar setelah kekacauan (chaos) pada periode Ethiopia. Bih}a>r dicaplok; suaka diberikan kepada penguasa Šarqi>, Jawnpur, yang dimakzulkan oleh kaum Lodi dari Delhi, dan pasukan Jawnpur menambah kekuatan pasukan Bengal. Garis Sayyid H}usayn berakhir dengan munculnya pemimpin Afg>a>n Šir Ša>h Su>r, yang mengambil alih Bengal dan menggunakannya sebagai pangkalan dari mana mereka mengusir Mug>al H}umayun dari India. Tetapi sekali Mug>al menancapkan akarnya kembali di Lahore dan Delhi dan orang orang Afg>a>n dikalahkan, pengaruh Mug>al mulai terasa di Bengal. Sulayma>n Kararani>, mantan gubernur Bih}a>r selatan, mengakui kekuasaan Akbar, dan pada tahun 1576 Bengal ditaklukkan dan diintegrasikan ke dalam kerajaan Mug>al.

Kekuasaan Islam lainnya yang berdiri di wilayah ini ialah Kesultanan Kašmi>r, yang berkuasa di wilayah itu pada tahun 1346-1589. Karena posisi geografisnya, dipisahkan oleh pegunungan dari dataran India utara, Kašmi>r terlindungi dari serangan Muslim. Ia tetap berada di bawah dinasti penguasa-penguasa Hindu jauh setelah sebagian besar India utara jatuh ke tangan kekuasaan Muslim. Mah}mu>d al-=azna>wi> melakukan dua usaha untuk menyerang Kašmi>r dari selatan, pada tahun 1015 dan 1021, tetapi dapat ditahan berkat benteng Lohkot. Tetapi, pasukan bayaran Turki Muslim (Turus}ka) yang dipergunakan oleh rajaraja Hindu berjasa dalam proses Islamisasi, dan menjadikan Kašmi>r sekarang wilayah Muslim.

Pada tahun 1335 kekuasaan di sana telah direbut oleh Š}a>h Mirza> Swati>, seorang pelancong Muslim yang barangkali berasal dari Pathon, dan yang telah menjadi menteri bagi Raja Sinha Deva. Rejim Šams ad-Di>n (gelar yang digunakan oleh Ša>h Mirza>) bersikap toleran dan lunak terhadap orang-orang Hindu; tetapi cucunya Sikandar adalah seorang Muslim yang taat yang melindungi ulama dan sarjana dan menekan orang-orang Hindu, menghancurkan candi dan memperoleh gelar Buts}ikan (penghan-cur berhala). Namun, anaknya Zayn al-‘A>bidi>n mengambil kebi-jakan yang berbeda; ia mendukung penerjemahan Rajatangarini ke dalam bahasa Persia. Sayangnya, Keturunannya adalah orang-orang lemah; berbagai pemimpin wilayah mengambil kesempatan dari kondisi daerah yang berbukit dan sulit, untuk mendirikan kekuasaan yang hampir independen. Pengaruh suku Chak semakin kuat, pemimpin-pemimpinnya menjadi menteri dan komandan bagi penguasa yang lemah dan yang terakhir dari garis Ša>h Mirza>. Pangeran Mug>al H}aydar Dug>lat menyerang Kašmir pada tahun 1540, dan memerintah di Srinagar selama 10 tahun atas nama raja Humayun, sampai ia terbunuh dalam satu kerusuhan. Keluarga Chak sekali lagi naik tahta, dan setelah tahun 1561 memerintah sendiri, menyandang gelar Padiša>h meniru model Mug>al. Keluarga Chak yang terakhir memerintah sebagai bawahan Akbar, sampai wilayah itu akhirnya sepenuhnya dimasukkan ke dalam kerajaan Mug>al.

Di samping itu ada kekuasaan lain, yakni Kesultanan Gujarat.16 Kesultanan ini berkuasa di India Barat pada tahun 1391-1583. Karena hubungan dagang dan maritim dengan pantai lain dari Samudera India, Gujarat merupakan wilayah yang kaya; tetapi sekalipun Mah}mu>d al-=azna>wi> telah melewati wilayah itu dalam perjalanannya ke Somnath, penaklukan Muslim yang permanen terjadi jauh sesudahnya. Baru pada tahun 1298 pasukan ‘Ala>’ ad-Di>n Muh}ammad Kalji> mengalahkan dinasti Hindu lokal, Vaghelas dari Anahilwara. Selama abad ke-14 Gujarat diperintah oleh gubernur-gubernur yang dikirim oleh sultan Delhi, sampai pada tahun 1391 Muh}ammad III mengirim Z}afar Ka>n. Ketika wangsa Tug>lu>q merosot, Z}afar Ka>n menjadi independen, dan pada tahun 1407 secara resmi menjadi raja dengan nama Muz}affar Ša>h. Kesultanan yang baru itu dikonsolidasikan oleh cucunya Ah}mad I, yang masa kekuasaannya diwarnai oleh peperangan melawan raja-raja Hindu dari Gujarat dan Rajputana dan melawan sultansultan Muslim dari Malwa, Kandesy dan Deccan; dialah yang membangun ibukota Ah}madabad, yang menggantikan Anahilwara. Empat puluh empat tahun kekuasaan Mah}mu>d Begra (1458-1511) merupakan sejarah terbesar dari kesultanan itu. Ekspedisi melawan orang-orang Hindu menyebabkan jatuhnya benteng Champaner, sekarang diberi nama Muh}ammadabad dan dijadikan ibukota. Selama kekuasaan Mah}mu>d kesultanan Gujarat mencapai puncak kejayaan sebelum aneksasi Malwa.

Sebuah faktor baru dalam politik India barat dan selatan muncul pada akhir kekuasaan Mah}mu>d, yakni kehadiran Portugis yang melemahkan pedagang-pedagang Mesir dan Gujarat. Karena itu, pada tahun 1508 Mah}mud bersekutu dengan sultan Mamlu>k Qans}uh al-=awari>, tetapi sekalipun pada awalnya pasukan Muslim menang dekat Bombay atas Dom Lourenco de Almeida, pasukan Portugis mengambil Goa dari dinasti ‘A>dil-Ša>h di Bijapur dan Mah}mu>d dipaksa membuat perdamaian. Sultan besar terakhir Gujarat adalah cucu Mah}mu>d, Bahadur Ša>h, yang mengadakan serangan melawan orang-orang Hindu dan juga menaklukkan Malwa. Bahadur Ša>h dibunuh oleh pasukan Portugis pada tahun 1537. Pertentangan internal menyebabkan raja Mug>al Akbar mengambil alih Gujarat, sekalipun sultan yang terakhir Muz}affar III berkali-kali mencoba mengambil kembali wilayah itu sampai meninggalnya pada tahun 1593.

Di wilayah India berdiri pula kesultanan Šarqi> dari Jawnpur. Kesultanan ini berkuasa pada tahun 1394-1479. Jawnpur terletak di sungai Gumti di utara Benares, antara apa yang kemudian menjadi provinsi Bih}a>r dan Oudh, dan secara tradisional dianggap sebagai kekuasaan yang didirikan pada tahun 1359 oleh Tug>luqi Firu>z Ša>h III dan dinamakan dengan nama sepupunya, yakni Muh}ammad ibn Tug>luq, yang salah satu namanya ialah Jawna (yavana: orang asing) Ša>h. Pada abad ke-15 ia menjadi pusat kekuasaan Muslim yang kuat, terletak antara kesultanan Delhi dan Bengal, dan para sultan Jawnpur memainkan peran penting dalam mengembangkan kebudayaan Islam di wilayah itu; Jawnpur dikenal sebagai “Šira>z di Timur.”

Dinasti ini didirikan oleh seorang Malik Sarvar, menteri budak dari Tug>luqi> yang terakhir Mah}mu>d Ša>h II, yang menaklukkan Oudh atas nama tuannya pada tahun 1394 dan kemudian menetap di sana sebagai penguasa, membujuk sultan untuk memberikannya gelar Malik aš-Šarq (raja dari Timur). Diuntungkan akibat chaos menyusul penyerbuan Mongol atas India, anak asuhnya Muba>rak Šah> bertindak bagaikan seorang sultan penuh, membuat koin atas namanya dan khutbah Jumat dibaca atas namanya. Saudaranya, Ibra>hi>m, adalah sultan terbesar dari Šarqi>. Selama kekuasaannya yang hampir 22 tahun dinasti itu mencapai puncak kemakmuran dan kekuatan. Sekolah lokal untuk mengembangkan arsitektur ada di Jawnpur, dan karena dirinya sendiri seniman, Ibra>hi>m menggerakkan para sarjana dan penulis di istananya. Penerusnya terjebak dalam pertempuran dengan sultan-sultan Lodi di Delhi dan menyerang Gwalior, tetapi mereka paling berhasil dalam menyerang Orissa. Menurut kronik Muslim, Jawnpur pada saat itu memiliki satu pasukan yang besar di India. Sultan Šarqi> terakhir, H}usayn, mencapai pintu gerbang Delhi, tetapi Bahlu>l Lodi akhirnya diundangnya bersama sultan. Ia mengalahkan H}usayn dan mengusirnya ke Bengal; tetapi Jawnpur jatuh ke tangan kesultanan Delhi.

Pada abad ke-15 berdiri kekuasaan Malwa.18 Kesultanan ini berkuasa pada tahun 1401-1531 di wilayah India Tengah. Kekuasaan Muslim di Malwa ini didirikan jauh setelah perjuangan yang panjang dan berdarah melawan penguasa lokal Rajput di Chitor dan Ujjain. Pada tahun 1305 Sultan Delhi ‘Ala>’ ad-Di>n Kalji> mengirim pasukan yang menyerang Malwa, dan kemudian para gubernur dikirim ke daerah itu dari Delhi. Gubernur Malwa, Dilavar Ka>n =u>ri>, menampung pengungsi Tug>lu>qi> Mah}mu>d Ša>h II selama invasi Timur tahun 1398-9, tetapi guncangan yang menimpa kesultanan Delhi pada masa ini memberikan peluang Dilavar Ka>n menyatakan independen untuk kerajaannya sendiri. Kemerdekaan Malwa paralel dengan munculnya Šarqi> di Jawnpur. Para sultan Malwa mejadikan Mandu sebagai ibukota, dan mendirikan bangunan-bangunan mewah di sana.

Pada satu sisi, para sultan =u>ri> di Malwa mengadakan serangan kepada Orissa Hindu, tetapi sebagian besar aktivitas militer mereka ditujukan untuk melawan penguasa-penguasa Muslim tetangga, seperti Šarqi>, sultan Gujarat, para sayyid Delhi dan Bahma>niyyah di Deccan. Dalam pertempuran, mereka tidak ragu-ragu bersekutu dengan pangeran-pangeran Hindu. Pada tahun 1436 perdana menteri Mah}mu>d Ka>n mengambil alih mahkota di Malwa, dan mulailah dinasti Kalji> di sana. Mah}mu>d Kalji> adalah sultan terbesar dari Malwa, dan sekalipun mengalami beberapa kemunduran dalam ekspedisinya melawan Rajput di Chitor dan Bahma>niyyah, ia mampu memperluas wilayahnya. Kemasyhurannya tersebar ke luar India, dan menerima penguas dari Kali>fah ‘Abba>siyyah di Kairo. Tetapi selama kekuasaan cicitnya Mah}mud II, muncul menteri-menteri dan pegawaipegawai istana dari Rajput, dan akhirnya timbul ketegangan di negara itu antara elemen Hindu dan Muslim. Di sisi lain, Mah}mu>d ditangkap oleh Raja Chitor, dan sekalipun ia diangkat kembali di Malwa, kerajaannya jatuh pada tahun 1351 ke tangan Bahadur Ša>h dari Gujarat. Garis keturunan Kalji> dengan demikian punah; selama tiga dekade berikutnya, Malwa jatuh ke tangan Mug>al Humayun, ke tangan komandan lokal dari Kalji>, ke tangan Afg>a>ni> Šir Ša>h Su>r, dan akhirnya kembali ke tangan Mug>al.
Di wilayah India juga berdiri kerajaan Bahma>n. Kerajaan ini hidup pada tahun 1347-1527 di wilayah Deccan Utara. Ketika pengaruh Muh}ammad ibn Tug>luq menurun pada paruh kedua dari kekuasaannya, Deccan yang baru saja ditaklukkan mulai lepas dari Delhi. Gubernur Ma’bar di ujung selatan menyatakan independen dan mendirikan kesultanan Madura. Jauh lebih kuat dan kokoh adalah negara yang didirikan di Deccan oleh Ami>r H}asan Gangu. Asalusul H}asan tidak jelas, tetapi tampaknya dari orang biasa; Setelah pemberontakannya yang berhasil di Dawlatabad, H}asan memindahkan ibukotanya ke selatan ke Gulbarga, dan selama 80 tahun tidak berubah.

Munculnya Bahma>niyyah berarti bahwa sebuah kekuatan yang kuat dan agresif sekarang menghadapi dua kerajaan di Deccan selatan, Warangal, dan Vijayanagar. Selama abad berikutnya, peperangan sering terjadi, yang dalam hubungannya dengan Warangal berakhir dengan kejatuhannya pada tahun 1425 oleh Ah}mad I Ša>h dan pengintegrasiannya ke dalam negara Bahma>niyyah; Vijayanagar, di lain pihak, tidak pernah ditaklukkan. Setelah jatuhnya Warangal, Ah}mad memindahkan ibukotanya ke arah Bidar tengah, dan ia juga melaksanakan perang di utara melawan penguasa Muslim di Gujarat dan Malwa.

Bahma>niyyah dengan demikian mendapat reputasi baik di dunia Islam, khususnya karena mereka menjadikan istananya sebagai pusat ilmu pengetahuan; adalah pada masanya bahwa bentuk arsitektur Muslim Deccan berkembang. Bahma>niyyah adalah kekuatan pertama di anak benua yang tukar-menukar duta besar dengan ‘U²ma>niyyah (antara Muh}ammad III Ša>h dan Meh}me>t al-Fa>tih}). Negara Bahma>ni> memiliki sistem administrasi yang baik. Banyak personel yang cakap, dan banyak orang-orang Turki, Persia, Arab dan lain-lain yang masuk dalam birokrasi sultan. Melalui inilah di sana muncul pada abad ke-15 ketegangan antara penduduk asli Muslim Deccan dengan pendatang-pendatang itu. Pada akhir abad ke-15, tanda-tanda disintegrasi muncul. Ketika penguasa terakhir meninggal pada tahun 1527, dinasti ini berakhir.

Sejak masa itu sampai penaklukan oleh Mug>al Akbar dan Aurangzeb, Muslim Deccan terbagi di antara lima dinasti lokal, semuanya berasal dari pegawai-pegawai bagi Bahma>niyyah. Kesultanan lainnya di wilayah ini ialah Fa>ru>qi> dari Kandeš. Kesultanan ini berkuasa di wilayah Deccan utara pada tahun 1370-1601. Negara Kandeš (tanah para Ka>n) terletak di selatan Malwa, di lembah sungai Tapti dan di utara dari kerajaan Bahma>ni> di Deccan. Pendiri dinasti itu, Ma>lik Raja, asalnya mengabdi pada Bahma>niyyah, tetapi kemudian pindah ke Firu>z Ša>h III, dan ditunjuk oleh sultan Delhi sebagai gubernur untuk beberapa distrik di Deccan utara. Pada masa kekacauan pada tahun-tahun terakhir dari dinasti Tug>lu>q, Ma>lik Raja mengikuti jejak tetangganya di Malwa, yakni Dilavar Ka>n, dan menyatakan independen. Karena ia mengaku keturunan ‘Umar Ibn al-Kat}t}a>b, keturunannya menggunakan gelar Fa>ru>qi>. Anaknya Na>s}ir Ka>n menguasai benteng Asirgarh dari pemuka Hindu, dan memba-ngun di dekatnya kota Burhanpur. Di bawah ‘A>dil Ka>n II, Kandeš menjadi makmur; sekalipun gagal menjatuhkan kekuasaan para sultan Gujarat, ia berhasil memperluas kekuasaannya ke timur melawan raja-raja Hindu di Gondwana danJharkand, dan mendapatkan gelar Ša>h-i Jharkund, raja di hutan.

Pada tahun-tahun pertama dari abad ke-16, Kandeš dihancurkan oleh pertentangan suksesi, yang mengundang intervensi luar, terutama sultan Gujarat. Pertempuran pertama antara Fa>ru>qi> dan Mug>al terjadi pada tahun 1555, dan yang pertama itu menjadi vassal dari Akbar. Tetapi setelah tahun 1585, tekanan langsung dari Mug>al bertambah besar; Bahadur Ša>h menyerang Mug>al, dan bentengnya Asirgarh pada tahun 1601 dirampas oleh Akbar dan keluarga Fa>ru>qi> diasingkan.

B. Kekuasaan Islam di India.
Delhi terletak di pinggir sungai Jamna. Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaan Islam di India sejak tahun 608 H/1211M, sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858. sebagai ibu kota kerajaan-kerajaan islam, di anak benua India, Delhi menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam.

Sebelum agama Islam lahir di Arab, antara bangsa arab dengan bangsa India sudah saling mengenal. Dengan bukti adanya peninggalan pedang Arab yang disebut”Saif Muhannad” artinya pedang yang di tempa secara India. Kemudian adanya perkataan ” Handasah” yang artinya ilmu ukur yang diambil dari kata ”Hindu”.
Setelah agama islam lahir yang mengenalkan islam keIndia adalah Khalifah Umar bin Khattab.

- Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.

- Pada masa Khalifah Usman, dikirim lah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang luas itu.

- Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi ke India untuk mengyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India.

Masuknya Islam di India dilakukan Khalifah arrasydin dengan cara damai. Tetspi masuknya Islam ke India dilakukan oleh bani Umayah dengan jalan lain. Pasukan Islam masuk ke India di mulai pada zaman pemerintahan Umayah yang berpusat di Damaskus.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam masuk ke India pada abad ke-7. kemudian agama Islam dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan pedagang-pedagang Islam India atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaka, Singapura, dan sebagainya
Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta peninggalannya.

Kerajaan-kerajaan Islam di India.
  Kerajaan Sabaktakin
Kerajaan ini berdiri di Ghazwah wilayah Afganistan di bawah pimpinan Sabaktakin. Beliau mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan.

  Kerajaan Ghazi
Kerajaan Ghazi didirikan oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186 M), di Furoskoh, lereng gunung Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad Abdul Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi kemerdekaan orang-orang Hindu dan berbuat baik terhadap budak-budak.

  Kerjaan Mameluk
Raja dari budak belian ini menyebarkan agama Islam di India. Beliau mendirikan masjid raya di Delhi yang diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi dengan nama ”Qhutub Manar” sekarang menjadi objek wisata

  Kerajaan keturunan Kilji
Kerajaan ini berdiri setelah menaklukan Kerajaan Mameluk dan sultannya bernama Alaudin dari Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul kerajaan baru dari keturunan Taghlak dari Turki.

  Kerjaan Taghlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir di India sebelum datangnya bangsa Mongol. Diantara rajanya ialah Muhammad bin Taghlah dan Firus Syah. Setelah kerajaan Taghlak berdiri, kemudian berdirilah kerajaan Mongol Islam di India dengan raja-rajanya antara lain: Babur (1504-1530 M), Humayun (1530-1550 M), Akbar Agung (1556-1605 M), Jikangir (1605-1627 M) dan syah Jihan (1627-1657 M) yang mecapai puncak kejayaannya. Syah Jihan membangun ”Taj Mahal” di Agra sebagai penghormatannya kepada permaisurinya yang cantik dan dicintainya. Pembangunan Taj Mahal menelan waktu selama 22 tahun dengan tenaga 20.000 orang
Jadi, di India pernah menjadi kejayaan Islam. Meskipun begitu, hingga sekarang umat Islam di India berposisi sebagai minoritas. Sejumlah khasanah Islam dikuasai umat Hindu dan dijadikan objek wisata. Umat Islam di India sekarang sekitar 100 juta jiwa yang berarti India negara ketiga terbesar yang berpenduduk muslim, setelah Indonesia dan Pakistan. Umat Islam di India nasibnya juga sama dengan dinegara-negara lain yang umat uslamnya minoritas, merka ditekan, ditindas penguasa ataupun umat non muslim (Hindu) yang minoritas. Sebagai contoh, penghancuran masjid Babri, Ayodhia, India pada bulan desember 1992. di Bombay terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai ekstremis hindu yang berkuasa. Ribuan bangunan bersejarah yang dibangun raja-raja Islam kini menjadi puing yang mengenaskan, kemudian dijadikan objek wisata oelh umat Hindu.

   




























   











5 komentar: