Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah seorang mahasiswa pada Fakiltas Keguruan dan Ilmu Pedidikan Program Studi Pendidikan SEJARAH Universitas PATTIMUARA angkatan 2007

Rabu, 26 Agustus 2009

A S E A N

A S E A N
(Association Of South East Asia Nation)



Pembentukan ASEAN.
ASEAN (Association Of South East Asia Nation) dibentuk dalam rangka menggalang kerja sama dalam bidang sosial ekonomi dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara. Organisasi regional itu secara resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 1987. ASEAN dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh 5 utusan dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara.

Tokah pendiri ASEAN.
- Adam Malik (menteri utama bidang politik/menteri luar negeri Indonesia).
- Tun Abdul Razak (wakil perdana menteri/menteri pembangunan nasional malaysia).
- S. Rajaratnam (menteri luar negeri Singapura).
- Narciso Ramos (menteri luar negeri Filipina).
- Thanat Koman (menteri luar negeri Thailand).

Tujuan ASEAN.
- Mempercepat kemajuan ekonomi, kemajuan sosial, dan mengembangkan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
- Meningkatkan perdamayan dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan dan tertip hokum di kawasan Asia Tenggara serta mematuhi prinsip-prinsip piagam PBB.
- Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam mengatasi masalah bersama di bidang Ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan serta administrasi.
- Bekerja samam meningkatkan pendayagunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana distribusi dan komunikasi, dan peningkatan taraf hidup rakyat.
- Memelihara kerjasama yang semakin erat dengan organisasi-organisasi Internasional.

Pada awal pembentukan ASEAN terdiri atas 5 negara anggota. Sekarang ini, anggota ASEAN telah berjumblah 10 negara, dengan masuknya Brunei, Kampuchea, Laos, Burma, dan Vietnam.

Deklarasi ASEAN tahun 1967 secara resmi menandai lahirnya ASEAN.

Deklarasi tersebut menyatakan :………………………………………………………...
SADAR akan adanya kepentingan tumbal balik dan masalah-masalah bersama diantara Negara-negara Asia Tenggara, dan yakin akan perlunya menperkokoh lagi ikatan-ikatan yang terjalin didalam solidaritas dan kerjasama regional.
BERKEINGINAN untuk membangun suatu dasar yang kuat dalam usaha bersama untuk meningkatkan kerjasama dan persahabatan dan dengan demikian menyumbang bagi perdamaian, kemajuan serta kesejahteraan di kawasan ini.
SADAR bahwa dalam suatu dunia yang semakin saling tergantung satu sama lain cita-cita perdamaian, keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi yang didambakan sebaik-baiknya dicapai melalui peningkatan saling pengertian. Kehidupan bertetangga baik serta kerjasama yang bermanfaat diantara Negara-negara kawasan yang sudah terikat satu sama lain oleh pertaliansejarah dan kebudayaan.
MENGINGAT bahwa Negara-negara Asia Tenggaralah yang sama-sama bertanggung jawab untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial budaya kawasan itu dan menjamin pembangunan nasional mereka yang berlangsung secara damai dan progresif, dan bahwa mereka telah bertekat untuk menjaga stabilitas dan keamanan mereka dari campur tangan pihak luar dalam segala bentuk dan manifestasinya demi memelihara identitas nasional mereka sesuai dengan cita-cita serta aspirasi rakyat-rakyat mereka.
MENYATAKAN bahwa semua pangkalan militer asing bersifat sementara, dan hanya berada dengan persetujuan Negara-negara yang bersangkutan serta tidak dimaksudkan untuk dipergunakan secara langsung atau tidak langsung untuk melakukan subservarsi terhadap kemerdekaan dan kebebasan nasional Negara-negara di kawasan ini atau merugikan proses pembangunan nasional mereka yang berlangsung dengan tertip.

Struktur ASEAN.
Struktur organisasi ASEAN telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan sejak pembentukannya sampai sekarang…

Struktur organisasi ASEAN sebelum KTT di Bali adalah sebagai berikut :
- Sidang Tahunan Para Menteri
- Standing Committee
- Komite-komite Tetap dan Khusus
- Secretariat nasional ASEAN pada setiap ibu kota Negara-negara anggota ASEAN.

Setelah berlangsung KTT ASEAN di Bali tahun 1976, struktur organisasi ASEAN mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut :
1. Pertemuan para kepala pemerintah (Summit Meeting). Pertemuan ini merupakan kekuasaan     tertinggi dalam ASEAN.
2. Sidang tahunan menteri-menteri luar negeri ASEAN (Annual Ministerial Meeting).
3. Sidang para menteri ekonomi.
4. Sidang para menteri non-ekonomi.
5. Standing Committee.
6. Komite-komite ASEAN.

ASEAN Secretariat (Sekretariat ASEAN).
Pejabat yang pernah menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN adalah sebagai berikut :
- HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
- Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
- Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
- Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
- Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
- Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
- Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
- Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
- Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
- Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
- Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)

Tugas dari secretariat ASEAN pada saat ini adalah selain bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri dan Standing Committee juga juga bertugas menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN dan bertindak sebagai badan administrative untuk membantu peningkatan implementasi secara efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan ASEAN. Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN dengan organisasi-organisasi regional/Internasional.

Perkembangan ASEAN.

Berdasarkan Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 sebenarnya latar belakang pembentukan ASEAN, adalah bersifat politik, seperti terlihat dalam konsideran Deklarasi sebagai berikut :
Mengingat : bahwa Negara Asia Tenggaralah yang sama-sama bertanggung jawab untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial budaya kawasan ini dan menjamin pembengunan nasional mereka yang berlangsung secara damai dan progresif dan bahwa mereka telah bertekat untuk menjaga stabiliatas dan keamanan mereka dari campur tangan pihak luar dalam segala bentuk manifestasinya demi memelihara indentitas nasional mereka sesuai dengan cita-caita dan aspiraia-aspirasi rakyat mereka.
Menyatakan : bahwa semua pangkalan militer asing bersifat sementara dan hanya berada dengan persetujuan Negara-negara yang bersangkutan serta tidak dimaksudkan untuk digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk melakukan subversi terhadap kemerdekaan dan kebebasan nasional Negara-negara dikawasan ini atau merugikan proses pembangunan nasional mereka yang berlangsung dengan tertip.

Pada KTT ASEAN di Bali tanggal 23-24 Februari telah ditandatangani 3 dokumen penting yang berikut :
1. Daclaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN).
2. Treaty of Amity and Cooperation in South east Asia (Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama        di Asia Tenggara).
3. Agreement on the Establishment of ASEAN Secretariat (Perjanjian Pembentukan ASEAN Sekretaria).

Dalam deklarasi kesepakatan ASEAN ditegaskan bahwa mereka terikat pada Deklarasi-deklarasi Bandung, Bangkok, Kuala Lumpur serat piagam PBB dan berusaha untuk membina perdamayan kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat negara-negara anggota serta berikhtiar untuk memantapkan hasil-hasil ASEAN dan pemperluas kerjasama ASEAN dalam bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Sebagai kerangka kerjasama ASEAN mereka menetapkan bidang gegiatan : politik, ekonomi, sosial, keamanan dan perbaikan mekanisme ASEAN.

Dalam mengadakan perjanjian mereka berpedoman pada azas-azas :
1) Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan-kedaulatan persamaan keutuhan wilayah dan       kepribadian nasional dari semua bangsa.
2) Hak setiap Negara untuk melangsungkan kehidupan nasionalnya bebas dari campur tangan,       subversi atau tekanan dari luar.
3) Tidak campurtangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain.
4) Penyelesaian perselisihan atau persengketaan dengan cara-cara damai.
5) Penolakan ancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan.
6) Kerjasama yang efektif antara mereka.

KTT ASEAN ke-II di Kuala Lumpur 4-5 Agustus 1977, pada pokoknya telah meninjau hasil kerja dan kemajuan secara umum yang dicapai ASEAN selama 10 tahun sejak berdirinya tahun 1967.

Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Ekonomi.
Sejak KTT Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN meningkatkan kegiatan dan sampai saat ini banyak kemajuan yang telah dicapai dalam bidang kerjasama ekonomi ASEAN. Pedoman pelaksanaan dibidang kerjasama ekonomi terdapat dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN yang menyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ini, beberapa program kegiatan telah disetujui, antara lain meliputi :
1. Komoditi utama, terutama pangan dan energi.
2. Kerjasama bidang Industri.
3. Kerjasama bidang Perdagangan.
4. Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan ekonomi diluar kawasan ASEAN.
5. Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.

Dalam kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi dilakukan dalam sektor-sektor sebagai berikut :
- Sector Perdagangan dan Pariwisata.
- Sector Pangan, Pertanian dan Kehutanan.
- Sector Industri, Pertambangan dan Energi.

Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Sosial Budaya.
Didalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN khusus untuk bidang Sosial Budaya ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut :
Sosial
1. Kerjasama dalam bidang pembangunan nasional, dengan menekankan pada kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan penduduk pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua sector dan lapisan masyarakat ASEAN terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usaha-usaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam menanggulangi masalah perkembangan penduduk didalam wilayah ASEAN dan dimana mungkin, menyusun strategi baru dalam bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antara Negara-negara anggota sebagaimana juga dengan badan-badan internasional yang berhubungan dengan itu dalam pencegahan dan pemberantasan penyalagunaan narkotika dan pengedaran obat bius secara tidak sah.

Kebudayaan dan Penerangan
1. Diperkenalkannya pelajaran mengenai ASEAN, Negara-negara anggotanya dan bahasa-bahasa nasionalnya sebagai bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya di negara-negara anggota.
2. Bantuan kepada para cendikiawan, penulis, artis dan wakil masa media ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan peranan yang aktif dalam memupuk rasa kepribadian dan persahabatan regional.
3. Menyebar luaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara melalui kerjasama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.

Dana ASEAN (ASEAN Fund).
Disamping anggaran rutin untuk perbelanjaan ASEAN secretariat, masih ada suatu biaya untuk keperluan proyek-proyek ASEAN diluar anggaran rutin yang disebut “Dana ASEAN”.
Sebagaimana tercantum dalam pasal II ayat 1 dan 2 Agroement for the Estabilishmsent of a Fund the association of South East Asean Nations yang ditandatangani oleh wakil-wakil 5 negara ASEAN pada tanggal 17 Desember 1969, maka setiap Negara anggota diwajibkan membayar (menyediakan) 1 juta US $ untuk dana pembiayaan proyek-proyek ASEAN.
Dana ini diwajibkan disimpan dimasing-masing Negara anggota sendiri, dalam suatu rekening bank yang disebut “ASEAN Fund National Account Indonesia” di bank Indonesia.

Kawasan ASEAN :
1. Indonesia (Pendiri ASEAN)
Bentuk Negara : Republik.
Penduduk : 193.000.000 jiwa.
Luas Wilayah : 1.906.240 Km2.
Ibukota Negara : Jakarta.
Bahasa : Indonesia.
Mata Uang : Rupiah.
Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya.
Lambang Negara : Bhinneka Tunggal Ika.

2. Malaysia (Pendiri ASEAN)
Bentuk Negara : Federasi Kerajaan.
Penduduk : 17.981.000 jiwa.
Luas Wilayah : 332.370 Km2
Ibukota Negara : Kuala Lumpur.
Bahasa : Malayu, inggris, China.
Mata Uang : Ringgit.
Lagu Kebangsaan : Negara Ku
Lambang Negara : Bersekutu Bertambah Mutu.

3. Philipina (Pendiri ASEAN)
Bentuk Negara : Republik.
Penduduk : 65.758.000 jiwa.
Luas Wilayah : 400.440 Km2.
Ibukota Negara : Manila.
Bahasa : Tagalog dan Inggris.
Mata Uang : Peso.
Lagu kebangsaan : Filipinas

4. Singapura (Pendiri ASEAN)
Bentuk Negara : Republik.
Penduduk : 2.756.000 jiwa.
Luas Wilayah : 583 Km2.
Ibukota Negara : Singapura.
Bahasa : Melayu dan Inggris.
Mata Uang : Dollar Singapura.
Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura.
Lambang Negara : Majulah Singapura.

5. Thailand (Pendiri ASEAN)
Bentuk Negara : Kerajaan.
Penduduk : 56.814.000 jiwa.
Luas Wilayah : 512.820 Km2.
Ibukota Negara : Bangkok.
Bahasa : Thai, China, Inggris.
Mata Uang : Baht.
Lagu Kebangsaan : “Pleng Chard”.

6. Brunai Darussalam (7 Januari 1984)
Bentuk Negara : Kerajaan.
Penduduk : 397.000 jiwa.
Luas Wilayah : 5.765 Km2.
Ibukota Negara : Bandar Seri Begawan.
Bahasa : Melayu dan inggris.
Mata Uang : Dollar Brunei.
Lagu kebangsaan : Pujian Untuk Sultan.

7. Vietnam (28 Juli 1995)
Bentuk Negara : Republik Sosialis.
Penduduk : 67.568.000 jiwa.
Luas Wilayah : 329.707 Km2.
Ibukota Negara : Ho Chiminh.
Bahasa : Vietnam.
Mata Uang : Dong.
Lagu kebangsaan : ”For Ward Soldier”

8. Laos (23 Juli 1997)
Bentuk Negara : Republik Demokrasi.
Penduduk : 4.113.000 jiwa.
Luas Wilayah : 236.804 Km2.
Ibukota Negara : Vientiane.
Bahasa : Laos, Tai.
Mata Uang : Kip.
Lagu Kebangsaan : Sad Lao Tang Te Deum Ma’khun Sulu Sa You Nei Asie.

9. Myanmar (23 Juni 1997)
Bentuk Negara : Republik Sosialis.
Penduduk : 39.893.000 jiwa.
Luas Wilayah : 678.036 Km2.
Ibukota Negara : Ranggoon.
Bahasa : Birma.
Mata Uang : Kyat.
Lagu Kebangsaan : Tanah Airku Merdeka.

10. Kamboja (16 Desember 1998)

Bentuk Negara : Republik Demokrasi.
Penduduk : 7.146.000 jiwa.
Luas Wilayah : 181.300 Km2.
Ibukota Negara : Phonom Penn.
Bahasa : Khmer, Prancis.
Mata Uang : Riel.
Lagu Kebangsaan : “Our Country”


ISLAM DI ASIA SELATAN

A. Asia salatan di bawah kekuasaan raja-raja Islam.


Asia Selatan merupakan wilayah yang berpenduduk mayoritas Hindu, tetapi di sana berdiri kekuasaan Islam. Di India utara pada tahun 1206-1555 telah berkembang Kesultanan Delhi, yang didirikan oleh Mu‘i>zz ad-Di>n. Sepeninggalnya tahun 1206, Aybak mengambil alih kekuasaan di Lahore sebagai ma>lik atas nama sultan =u>ri> di Firuzuk. Dari situ, =ana dan bagian Afg>an dari kerajaan =u>ri> terlepas dari India, jatuh ke tangan Kawarazm-Ša>h dan kemudian Mongol. Di bawah Iletmiš, arsitek yang sebenarnya dari kesultanan Delhi, Sind dimasukkan ke dalam Kesultanan Delhi. Ia juga berusaha melindungi orang-orang Kawarazm di luar kekuasaannya, tetapi Mongol melindas Punjab tahun 1241, menghancurkan Lahore dan kemudian maju sejauh Ucch. Suksesi sultan yang lemah membawa konflik internal, dan kesatuan kesultanan hanya dapat dijamin oleh perwalian dan kekuasaan independen dari Balban yang cakap, yang asalnya merupakan salah satu dari kelompok 40 budak Turki (Chihilgan) dari Iletmiš. Untuk memperkokoh kaitan dengan dunia Islam, ia minta pengakuan dari kali>fah ‘Abba>siyyah di Baghdad, al-Muntas}ir.

Pada tahun 1290 para sultan Mu‘i>zz digantikan oleh garis Kalaji> Jala>l ad Di>n Firu>z Ša>h II. Kalaj berasal dari orang-orang Turki (mungkin orang-orang yang ter-Turki-kan, berasal dari etnik yang berbeda) menempati Afganistan timur; pada masa Mu‘iz>z ad-Di>n, Kalaj memainkan peran penting dalam invasi =u>ri> di India, dan adalah Iktiya>r ad-Di>n Muh}ammad Kalaj yang pertama membawa Islam ke Bengal dan India Timur. Tugas yang mendesak bagi Firu>z Ša>h II adalah menghindarkan Mongol; adalah pada masanya bahwa sejumlah besar orang Mongol yang telah memeluk Islam diperbolehkan tinggal di daerah Delhi. Figur yang menonjol dari dinasti Kalaji> adalah ‘Ala>’ ad-Di>n Muh}ammad, yang memandang dirinya Aleksander kedua dan yang memiliki impian besar membangun imperium yang luas. Pada kenyataannya, ia pertama- tama harus menghadapi ancaman Mongol Chaghatay di perbatasan barat laut, yang pada tahun-tahun sampai 1306 berkali-kali menyerang sejauh Delhi. Ambisi ‘Ala>’ ad-Di>n terealisasi di selatan. Sebuah serangan tahun 1296 terhadap Devagiri atau Deogir di Deccan barat, ibukota Yadavas, membawakan kekayaan buatnya yang kemudian digunakan untuk menguasai kesultanan, dan ketika ia benar-benar mantap di singgasana, ia mengirim pasukan selanjutnya berjuang di selatan Deccan. ‘Ala>’ ad-Di>n terus menggunakan gelar na>s}ir ami>r al-mu’mini>n; penguasa Muslim India yang pertama dan terakhir yang menggunakan gelar ami>r al-mu’mini>n adalah anaknya, Qut}b ad-Di>n Muba>rak Ša>h I.

Garis Kalaji> jatuh ketika Kusraw Ka>n, seorang Gujarat berkasta rendah yang masuk Islam dari Hindu dan kesayangan sultan Kalaji> Muba>rak Ša>h I, murtad dari Islam dan merampas singgasana di Delhi. Kekuasaan Muslim ditegakkan kembali oleh seorang jenderal Turco- India =a>zi> Ma>lik Tug>lu>q dan anaknya Muh}ammad, yang pada tahun 1320 meresmikan kekuasaan wangsa Tug>lu>q. Tug>lu>q banyak berbuat untuk mengembalikan stabilitas ekonomi dan administrasi kesultanan dan memantapkan penguasaan atas Deccan. Muh}ammad adalah seorang figur yang unik, seorang yang sangat ahli dalam sastera Persia dan ilmu pengetahuan dan seorang jenderal yangberbakat; tetapi tingkah lakunya aneh dan kebijakannya lemah. Kenaikan pajak yang diberlakukan untuk menjaga kesultanan agar sehat membuat ia tidak populer, dan keputusannya pada tahun 1327 untuk memindahkan ibukota dari Delhi ke Deogir, sekarang dinamakan Dawlatabad, ternyata berakibat fatal. Di pihak lain, ia berhasil mengusir serangan Mongol Chaghatay di bawah Tarmaširin dari Transoksania pada tahun 1329; tetapi usahanya untuk mengambil keuntungan dari kelemahan Ilka>n dan menyerang Asia tengah lewat Pamirs adalah semata-mata fantasi. Muh}ammad ibn Tug>lu>q mempunyai hubungan diplomatik dengan dunia Islam di luar India; ia berhubungan dengan Mamlu>k di Mesir dan berusaha memperoleh pengakuan dari ‘Abba>siyyah di Kairo. Namun demikian, penggunaan energi untuk proyek militer yang tidak realistik di perbatasan utara India menyebabkan lemahnya kekuasaan wangsa Tug>luq atas Deccan; sebuah kerajaan Muslim independen muncul di Madura di ujung selatan dan bertahan sampai dihancurkan oleh kerajan Hindu Vijayanagar, dan pada tahun 1347 kerajaan Bahmi> di Deccan tengah didirikan oleh ‘Ala>’ ad-Di>n Bahma>n Ša>h. Kemudian, Firu>z Ša>h III mengembalikan otoritas kesultanan di Sind dan Bengal, tetapi tidak berusaha apaapa untuk menyentuh Deccan. Kelemahan dinasti Tug>lu>q melincinkan jalan bagi Ti>mu>r untuk menyerang India tahun 1398-9 dan menyebabkan kehancuran luar biasa; sebagai akibatnya, kesatuan politik kesultanan hancur, dan berbagai pemimpin Muslim mencari kekuasaan sendiri di berbagai wilayah.

Selama kurang dari empat puluh tahun, kekuasaan berada di tangan Kidir Ka>n, dulu gubernur Multan di bawah Ti>mu>r, dan ia memerintah atas nama Ti>mu>r dan Ša>h Ruk, puas dengan gelar ra>yat-i a‘la>; karena mengaku keturunan Nabi, dinastinya mendapat gelar Sayyi>d. Otoritas yang efektif dari sayyid terbatas di daerah sekitar Delhi, dan dengan ketergantungan terhadap wangsa Ti>mu>r, mereka tidak populer di kalangan kelas militer Turki dan Afg>an di Delhi. Pada tahun 1451 garis mereka digantikan oleh garis Bahlu>l Ka>n, seorang pemimpin suku Afg>an di Lodis dan mantan gubernur Sirhind dan Lahore. Bahlu>l banyak berbuat untuk mengembalikan prestise Muslim di India; otoritas Delhi ditegakkan di hampir seluruh India tengah dan penguasa-penguasa Šarqi> di Jawnpur dimakzulkan (1477). Puteranya Sikandar II melaksanakan operasi yang sukses melawan negara-negara Rajput, dan memindahkan ibukotanya ke Agra, yang menyediakan basis lebih baik bagi serangan-serangannya. Lodi yang terakhir, Ibra>hi>m II, menyingkirkan banyak elite pemerintahan dan militer, dan sebagian mereka kemudian mengundang intervensi Chaghatay Mug>al, Ba>bur, yang pada \waktu itu berada di Kabul.

Kemenangan Babur di Panipat tahun 1526 menyebabkan kematian Ibra>hi>m dan kemunculan garis raja-raja Mug>al di India. Tetapi ini belum berarti kekuasaan permanen bagi dinasti Babur di India, karena kekuasaan anaknya Humayun dipotong selama lima belas tahun oleh kekuasaan dari Afg>an di sana oleh Šir Ša>h Su>r. Bergerak dari Bih}a>r Šir Ša>h mengalahkan Humayun di Kanawj, dan dengan demikian melebur hasil usaha Babur (1540). Kelemahan penganti Šir Ša>h menyebabkan kembalinya Mug>al.

Di wilayah ini juga berdiri dinasti Bengal.14 Kesultanan Bengal berkuasa pada tahun 1336-1576, mula-mula di Bengal Timur dan Bengal Barat kemudian merambah ke seluruh wilayah Bengal. Administrasi Bengal selalu menjadi problem bagi sultan Delhi; kekayaan sumber alam propinsi dan jarak dari ibukota merupakan godaan bagi gubernur untuk memberontak. Setelah meninggalnya Balban tahun 1287, Bengal menjadi hampir independen di bawah gubernur-gubernur yang memerintah di Lakhnawati, dan pada tahun-tahun awal abad ke-14, Bengal timur ditaklukkan, dan pasukan Muslim menyeberangi Brahmaputra ke distrik Sylhet di Azza>m. =iyat ad-Di>n Tug>lu>q suatu saat memantapkan kontrol Delhi, dan membagi Bengal menjadi dua gubernuran, satu di barat berpusat di Lakhnawati dan satu lagi di timur berpusat di Sonargaon. Tetapi setelah meninggalnya, Bengal diperintah oleh para sultan independen. Pada tahun-tahun ini, konversi ke Islam di kalangan Hindu kelas bawah berjalan secara cepat, menghasilkan mayoritas Muslim di daerah itu sekarang ini.
Keluarga Šams ad-Di>n Ilya>s menyatukan seluruh Bengal di bawah satu kekuasaan. Di bawah dinasti Ilya>s, kesenian Islamdan ilmu pengetahuan berkembang, dan perdagangan tekstil dan rempah-rempah Bengal digalakkan. Pada dekade pertama abad ke-15, = iya² ad-Di>n A‘z}am memperbaharui hubungan diplomatik dan kebudayaan dengan Cina, dan pertumbuhan pelabuhan Chittagong mungkin menggambarkan meningkatnya perdagangan dengan timur jauh. Masa dinasti Ilya>s terpotong selama 20 tahun oleh pengambilan kekuasaan oleh Raja Ganesa, seorang tuan tanah Hindu lokal di Bhaturya. Ia tampaknya memiliki kekuasaan di belakang singgasana selama beberapa tahun, akhirnya merampas kekuasaan untuk anaknya Jadu, yang menjadi Muslim. Sekalipun asalnya Hindu, garis Ganesa dapat berkuasa dengan dukungan orang-orang Muslim. Di bawah dinasti Ilya>s, pengaruh pengawal istana Ethiopia berkembang, sampai pada tahun 1487 komandan mereka, Sultan Šahada, membunuh Ilya>si> terakhir dan mengambil kekuasaan untuk dirinya.

Ketertiban akhirnya ditegakkan kembali oleh Sayyi>d ‘Ala>’ ad- Di>n H}usayn, yang perannya besar setelah kekacauan (chaos) pada periode Ethiopia. Bih}a>r dicaplok; suaka diberikan kepada penguasa Šarqi>, Jawnpur, yang dimakzulkan oleh kaum Lodi dari Delhi, dan pasukan Jawnpur menambah kekuatan pasukan Bengal. Garis Sayyid H}usayn berakhir dengan munculnya pemimpin Afg>a>n Šir Ša>h Su>r, yang mengambil alih Bengal dan menggunakannya sebagai pangkalan dari mana mereka mengusir Mug>al H}umayun dari India. Tetapi sekali Mug>al menancapkan akarnya kembali di Lahore dan Delhi dan orang orang Afg>a>n dikalahkan, pengaruh Mug>al mulai terasa di Bengal. Sulayma>n Kararani>, mantan gubernur Bih}a>r selatan, mengakui kekuasaan Akbar, dan pada tahun 1576 Bengal ditaklukkan dan diintegrasikan ke dalam kerajaan Mug>al.

Kekuasaan Islam lainnya yang berdiri di wilayah ini ialah Kesultanan Kašmi>r, yang berkuasa di wilayah itu pada tahun 1346-1589. Karena posisi geografisnya, dipisahkan oleh pegunungan dari dataran India utara, Kašmi>r terlindungi dari serangan Muslim. Ia tetap berada di bawah dinasti penguasa-penguasa Hindu jauh setelah sebagian besar India utara jatuh ke tangan kekuasaan Muslim. Mah}mu>d al-=azna>wi> melakukan dua usaha untuk menyerang Kašmi>r dari selatan, pada tahun 1015 dan 1021, tetapi dapat ditahan berkat benteng Lohkot. Tetapi, pasukan bayaran Turki Muslim (Turus}ka) yang dipergunakan oleh rajaraja Hindu berjasa dalam proses Islamisasi, dan menjadikan Kašmi>r sekarang wilayah Muslim.

Pada tahun 1335 kekuasaan di sana telah direbut oleh Š}a>h Mirza> Swati>, seorang pelancong Muslim yang barangkali berasal dari Pathon, dan yang telah menjadi menteri bagi Raja Sinha Deva. Rejim Šams ad-Di>n (gelar yang digunakan oleh Ša>h Mirza>) bersikap toleran dan lunak terhadap orang-orang Hindu; tetapi cucunya Sikandar adalah seorang Muslim yang taat yang melindungi ulama dan sarjana dan menekan orang-orang Hindu, menghancurkan candi dan memperoleh gelar Buts}ikan (penghan-cur berhala). Namun, anaknya Zayn al-‘A>bidi>n mengambil kebi-jakan yang berbeda; ia mendukung penerjemahan Rajatangarini ke dalam bahasa Persia. Sayangnya, Keturunannya adalah orang-orang lemah; berbagai pemimpin wilayah mengambil kesempatan dari kondisi daerah yang berbukit dan sulit, untuk mendirikan kekuasaan yang hampir independen. Pengaruh suku Chak semakin kuat, pemimpin-pemimpinnya menjadi menteri dan komandan bagi penguasa yang lemah dan yang terakhir dari garis Ša>h Mirza>. Pangeran Mug>al H}aydar Dug>lat menyerang Kašmir pada tahun 1540, dan memerintah di Srinagar selama 10 tahun atas nama raja Humayun, sampai ia terbunuh dalam satu kerusuhan. Keluarga Chak sekali lagi naik tahta, dan setelah tahun 1561 memerintah sendiri, menyandang gelar Padiša>h meniru model Mug>al. Keluarga Chak yang terakhir memerintah sebagai bawahan Akbar, sampai wilayah itu akhirnya sepenuhnya dimasukkan ke dalam kerajaan Mug>al.

Di samping itu ada kekuasaan lain, yakni Kesultanan Gujarat.16 Kesultanan ini berkuasa di India Barat pada tahun 1391-1583. Karena hubungan dagang dan maritim dengan pantai lain dari Samudera India, Gujarat merupakan wilayah yang kaya; tetapi sekalipun Mah}mu>d al-=azna>wi> telah melewati wilayah itu dalam perjalanannya ke Somnath, penaklukan Muslim yang permanen terjadi jauh sesudahnya. Baru pada tahun 1298 pasukan ‘Ala>’ ad-Di>n Muh}ammad Kalji> mengalahkan dinasti Hindu lokal, Vaghelas dari Anahilwara. Selama abad ke-14 Gujarat diperintah oleh gubernur-gubernur yang dikirim oleh sultan Delhi, sampai pada tahun 1391 Muh}ammad III mengirim Z}afar Ka>n. Ketika wangsa Tug>lu>q merosot, Z}afar Ka>n menjadi independen, dan pada tahun 1407 secara resmi menjadi raja dengan nama Muz}affar Ša>h. Kesultanan yang baru itu dikonsolidasikan oleh cucunya Ah}mad I, yang masa kekuasaannya diwarnai oleh peperangan melawan raja-raja Hindu dari Gujarat dan Rajputana dan melawan sultansultan Muslim dari Malwa, Kandesy dan Deccan; dialah yang membangun ibukota Ah}madabad, yang menggantikan Anahilwara. Empat puluh empat tahun kekuasaan Mah}mu>d Begra (1458-1511) merupakan sejarah terbesar dari kesultanan itu. Ekspedisi melawan orang-orang Hindu menyebabkan jatuhnya benteng Champaner, sekarang diberi nama Muh}ammadabad dan dijadikan ibukota. Selama kekuasaan Mah}mu>d kesultanan Gujarat mencapai puncak kejayaan sebelum aneksasi Malwa.

Sebuah faktor baru dalam politik India barat dan selatan muncul pada akhir kekuasaan Mah}mu>d, yakni kehadiran Portugis yang melemahkan pedagang-pedagang Mesir dan Gujarat. Karena itu, pada tahun 1508 Mah}mud bersekutu dengan sultan Mamlu>k Qans}uh al-=awari>, tetapi sekalipun pada awalnya pasukan Muslim menang dekat Bombay atas Dom Lourenco de Almeida, pasukan Portugis mengambil Goa dari dinasti ‘A>dil-Ša>h di Bijapur dan Mah}mu>d dipaksa membuat perdamaian. Sultan besar terakhir Gujarat adalah cucu Mah}mu>d, Bahadur Ša>h, yang mengadakan serangan melawan orang-orang Hindu dan juga menaklukkan Malwa. Bahadur Ša>h dibunuh oleh pasukan Portugis pada tahun 1537. Pertentangan internal menyebabkan raja Mug>al Akbar mengambil alih Gujarat, sekalipun sultan yang terakhir Muz}affar III berkali-kali mencoba mengambil kembali wilayah itu sampai meninggalnya pada tahun 1593.

Di wilayah India berdiri pula kesultanan Šarqi> dari Jawnpur. Kesultanan ini berkuasa pada tahun 1394-1479. Jawnpur terletak di sungai Gumti di utara Benares, antara apa yang kemudian menjadi provinsi Bih}a>r dan Oudh, dan secara tradisional dianggap sebagai kekuasaan yang didirikan pada tahun 1359 oleh Tug>luqi Firu>z Ša>h III dan dinamakan dengan nama sepupunya, yakni Muh}ammad ibn Tug>luq, yang salah satu namanya ialah Jawna (yavana: orang asing) Ša>h. Pada abad ke-15 ia menjadi pusat kekuasaan Muslim yang kuat, terletak antara kesultanan Delhi dan Bengal, dan para sultan Jawnpur memainkan peran penting dalam mengembangkan kebudayaan Islam di wilayah itu; Jawnpur dikenal sebagai “Šira>z di Timur.”

Dinasti ini didirikan oleh seorang Malik Sarvar, menteri budak dari Tug>luqi> yang terakhir Mah}mu>d Ša>h II, yang menaklukkan Oudh atas nama tuannya pada tahun 1394 dan kemudian menetap di sana sebagai penguasa, membujuk sultan untuk memberikannya gelar Malik aš-Šarq (raja dari Timur). Diuntungkan akibat chaos menyusul penyerbuan Mongol atas India, anak asuhnya Muba>rak Šah> bertindak bagaikan seorang sultan penuh, membuat koin atas namanya dan khutbah Jumat dibaca atas namanya. Saudaranya, Ibra>hi>m, adalah sultan terbesar dari Šarqi>. Selama kekuasaannya yang hampir 22 tahun dinasti itu mencapai puncak kemakmuran dan kekuatan. Sekolah lokal untuk mengembangkan arsitektur ada di Jawnpur, dan karena dirinya sendiri seniman, Ibra>hi>m menggerakkan para sarjana dan penulis di istananya. Penerusnya terjebak dalam pertempuran dengan sultan-sultan Lodi di Delhi dan menyerang Gwalior, tetapi mereka paling berhasil dalam menyerang Orissa. Menurut kronik Muslim, Jawnpur pada saat itu memiliki satu pasukan yang besar di India. Sultan Šarqi> terakhir, H}usayn, mencapai pintu gerbang Delhi, tetapi Bahlu>l Lodi akhirnya diundangnya bersama sultan. Ia mengalahkan H}usayn dan mengusirnya ke Bengal; tetapi Jawnpur jatuh ke tangan kesultanan Delhi.

Pada abad ke-15 berdiri kekuasaan Malwa.18 Kesultanan ini berkuasa pada tahun 1401-1531 di wilayah India Tengah. Kekuasaan Muslim di Malwa ini didirikan jauh setelah perjuangan yang panjang dan berdarah melawan penguasa lokal Rajput di Chitor dan Ujjain. Pada tahun 1305 Sultan Delhi ‘Ala>’ ad-Di>n Kalji> mengirim pasukan yang menyerang Malwa, dan kemudian para gubernur dikirim ke daerah itu dari Delhi. Gubernur Malwa, Dilavar Ka>n =u>ri>, menampung pengungsi Tug>lu>qi> Mah}mu>d Ša>h II selama invasi Timur tahun 1398-9, tetapi guncangan yang menimpa kesultanan Delhi pada masa ini memberikan peluang Dilavar Ka>n menyatakan independen untuk kerajaannya sendiri. Kemerdekaan Malwa paralel dengan munculnya Šarqi> di Jawnpur. Para sultan Malwa mejadikan Mandu sebagai ibukota, dan mendirikan bangunan-bangunan mewah di sana.

Pada satu sisi, para sultan =u>ri> di Malwa mengadakan serangan kepada Orissa Hindu, tetapi sebagian besar aktivitas militer mereka ditujukan untuk melawan penguasa-penguasa Muslim tetangga, seperti Šarqi>, sultan Gujarat, para sayyid Delhi dan Bahma>niyyah di Deccan. Dalam pertempuran, mereka tidak ragu-ragu bersekutu dengan pangeran-pangeran Hindu. Pada tahun 1436 perdana menteri Mah}mu>d Ka>n mengambil alih mahkota di Malwa, dan mulailah dinasti Kalji> di sana. Mah}mu>d Kalji> adalah sultan terbesar dari Malwa, dan sekalipun mengalami beberapa kemunduran dalam ekspedisinya melawan Rajput di Chitor dan Bahma>niyyah, ia mampu memperluas wilayahnya. Kemasyhurannya tersebar ke luar India, dan menerima penguas dari Kali>fah ‘Abba>siyyah di Kairo. Tetapi selama kekuasaan cicitnya Mah}mud II, muncul menteri-menteri dan pegawaipegawai istana dari Rajput, dan akhirnya timbul ketegangan di negara itu antara elemen Hindu dan Muslim. Di sisi lain, Mah}mu>d ditangkap oleh Raja Chitor, dan sekalipun ia diangkat kembali di Malwa, kerajaannya jatuh pada tahun 1351 ke tangan Bahadur Ša>h dari Gujarat. Garis keturunan Kalji> dengan demikian punah; selama tiga dekade berikutnya, Malwa jatuh ke tangan Mug>al Humayun, ke tangan komandan lokal dari Kalji>, ke tangan Afg>a>ni> Šir Ša>h Su>r, dan akhirnya kembali ke tangan Mug>al.
Di wilayah India juga berdiri kerajaan Bahma>n. Kerajaan ini hidup pada tahun 1347-1527 di wilayah Deccan Utara. Ketika pengaruh Muh}ammad ibn Tug>luq menurun pada paruh kedua dari kekuasaannya, Deccan yang baru saja ditaklukkan mulai lepas dari Delhi. Gubernur Ma’bar di ujung selatan menyatakan independen dan mendirikan kesultanan Madura. Jauh lebih kuat dan kokoh adalah negara yang didirikan di Deccan oleh Ami>r H}asan Gangu. Asalusul H}asan tidak jelas, tetapi tampaknya dari orang biasa; Setelah pemberontakannya yang berhasil di Dawlatabad, H}asan memindahkan ibukotanya ke selatan ke Gulbarga, dan selama 80 tahun tidak berubah.

Munculnya Bahma>niyyah berarti bahwa sebuah kekuatan yang kuat dan agresif sekarang menghadapi dua kerajaan di Deccan selatan, Warangal, dan Vijayanagar. Selama abad berikutnya, peperangan sering terjadi, yang dalam hubungannya dengan Warangal berakhir dengan kejatuhannya pada tahun 1425 oleh Ah}mad I Ša>h dan pengintegrasiannya ke dalam negara Bahma>niyyah; Vijayanagar, di lain pihak, tidak pernah ditaklukkan. Setelah jatuhnya Warangal, Ah}mad memindahkan ibukotanya ke arah Bidar tengah, dan ia juga melaksanakan perang di utara melawan penguasa Muslim di Gujarat dan Malwa.

Bahma>niyyah dengan demikian mendapat reputasi baik di dunia Islam, khususnya karena mereka menjadikan istananya sebagai pusat ilmu pengetahuan; adalah pada masanya bahwa bentuk arsitektur Muslim Deccan berkembang. Bahma>niyyah adalah kekuatan pertama di anak benua yang tukar-menukar duta besar dengan ‘U²ma>niyyah (antara Muh}ammad III Ša>h dan Meh}me>t al-Fa>tih}). Negara Bahma>ni> memiliki sistem administrasi yang baik. Banyak personel yang cakap, dan banyak orang-orang Turki, Persia, Arab dan lain-lain yang masuk dalam birokrasi sultan. Melalui inilah di sana muncul pada abad ke-15 ketegangan antara penduduk asli Muslim Deccan dengan pendatang-pendatang itu. Pada akhir abad ke-15, tanda-tanda disintegrasi muncul. Ketika penguasa terakhir meninggal pada tahun 1527, dinasti ini berakhir.

Sejak masa itu sampai penaklukan oleh Mug>al Akbar dan Aurangzeb, Muslim Deccan terbagi di antara lima dinasti lokal, semuanya berasal dari pegawai-pegawai bagi Bahma>niyyah. Kesultanan lainnya di wilayah ini ialah Fa>ru>qi> dari Kandeš. Kesultanan ini berkuasa di wilayah Deccan utara pada tahun 1370-1601. Negara Kandeš (tanah para Ka>n) terletak di selatan Malwa, di lembah sungai Tapti dan di utara dari kerajaan Bahma>ni> di Deccan. Pendiri dinasti itu, Ma>lik Raja, asalnya mengabdi pada Bahma>niyyah, tetapi kemudian pindah ke Firu>z Ša>h III, dan ditunjuk oleh sultan Delhi sebagai gubernur untuk beberapa distrik di Deccan utara. Pada masa kekacauan pada tahun-tahun terakhir dari dinasti Tug>lu>q, Ma>lik Raja mengikuti jejak tetangganya di Malwa, yakni Dilavar Ka>n, dan menyatakan independen. Karena ia mengaku keturunan ‘Umar Ibn al-Kat}t}a>b, keturunannya menggunakan gelar Fa>ru>qi>. Anaknya Na>s}ir Ka>n menguasai benteng Asirgarh dari pemuka Hindu, dan memba-ngun di dekatnya kota Burhanpur. Di bawah ‘A>dil Ka>n II, Kandeš menjadi makmur; sekalipun gagal menjatuhkan kekuasaan para sultan Gujarat, ia berhasil memperluas kekuasaannya ke timur melawan raja-raja Hindu di Gondwana danJharkand, dan mendapatkan gelar Ša>h-i Jharkund, raja di hutan.

Pada tahun-tahun pertama dari abad ke-16, Kandeš dihancurkan oleh pertentangan suksesi, yang mengundang intervensi luar, terutama sultan Gujarat. Pertempuran pertama antara Fa>ru>qi> dan Mug>al terjadi pada tahun 1555, dan yang pertama itu menjadi vassal dari Akbar. Tetapi setelah tahun 1585, tekanan langsung dari Mug>al bertambah besar; Bahadur Ša>h menyerang Mug>al, dan bentengnya Asirgarh pada tahun 1601 dirampas oleh Akbar dan keluarga Fa>ru>qi> diasingkan.

B. Kekuasaan Islam di India.
Delhi terletak di pinggir sungai Jamna. Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaan Islam di India sejak tahun 608 H/1211M, sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858. sebagai ibu kota kerajaan-kerajaan islam, di anak benua India, Delhi menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam.

Sebelum agama Islam lahir di Arab, antara bangsa arab dengan bangsa India sudah saling mengenal. Dengan bukti adanya peninggalan pedang Arab yang disebut”Saif Muhannad” artinya pedang yang di tempa secara India. Kemudian adanya perkataan ” Handasah” yang artinya ilmu ukur yang diambil dari kata ”Hindu”.
Setelah agama islam lahir yang mengenalkan islam keIndia adalah Khalifah Umar bin Khattab.

- Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.

- Pada masa Khalifah Usman, dikirim lah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang luas itu.

- Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi ke India untuk mengyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India.

Masuknya Islam di India dilakukan Khalifah arrasydin dengan cara damai. Tetspi masuknya Islam ke India dilakukan oleh bani Umayah dengan jalan lain. Pasukan Islam masuk ke India di mulai pada zaman pemerintahan Umayah yang berpusat di Damaskus.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam masuk ke India pada abad ke-7. kemudian agama Islam dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan pedagang-pedagang Islam India atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaka, Singapura, dan sebagainya
Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta peninggalannya.

Kerajaan-kerajaan Islam di India.
  Kerajaan Sabaktakin
Kerajaan ini berdiri di Ghazwah wilayah Afganistan di bawah pimpinan Sabaktakin. Beliau mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan.

  Kerajaan Ghazi
Kerajaan Ghazi didirikan oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186 M), di Furoskoh, lereng gunung Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad Abdul Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi kemerdekaan orang-orang Hindu dan berbuat baik terhadap budak-budak.

  Kerjaan Mameluk
Raja dari budak belian ini menyebarkan agama Islam di India. Beliau mendirikan masjid raya di Delhi yang diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi dengan nama ”Qhutub Manar” sekarang menjadi objek wisata

  Kerajaan keturunan Kilji
Kerajaan ini berdiri setelah menaklukan Kerajaan Mameluk dan sultannya bernama Alaudin dari Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul kerajaan baru dari keturunan Taghlak dari Turki.

  Kerjaan Taghlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir di India sebelum datangnya bangsa Mongol. Diantara rajanya ialah Muhammad bin Taghlah dan Firus Syah. Setelah kerajaan Taghlak berdiri, kemudian berdirilah kerajaan Mongol Islam di India dengan raja-rajanya antara lain: Babur (1504-1530 M), Humayun (1530-1550 M), Akbar Agung (1556-1605 M), Jikangir (1605-1627 M) dan syah Jihan (1627-1657 M) yang mecapai puncak kejayaannya. Syah Jihan membangun ”Taj Mahal” di Agra sebagai penghormatannya kepada permaisurinya yang cantik dan dicintainya. Pembangunan Taj Mahal menelan waktu selama 22 tahun dengan tenaga 20.000 orang
Jadi, di India pernah menjadi kejayaan Islam. Meskipun begitu, hingga sekarang umat Islam di India berposisi sebagai minoritas. Sejumlah khasanah Islam dikuasai umat Hindu dan dijadikan objek wisata. Umat Islam di India sekarang sekitar 100 juta jiwa yang berarti India negara ketiga terbesar yang berpenduduk muslim, setelah Indonesia dan Pakistan. Umat Islam di India nasibnya juga sama dengan dinegara-negara lain yang umat uslamnya minoritas, merka ditekan, ditindas penguasa ataupun umat non muslim (Hindu) yang minoritas. Sebagai contoh, penghancuran masjid Babri, Ayodhia, India pada bulan desember 1992. di Bombay terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai ekstremis hindu yang berkuasa. Ribuan bangunan bersejarah yang dibangun raja-raja Islam kini menjadi puing yang mengenaskan, kemudian dijadikan objek wisata oelh umat Hindu.

   




























   











HAMAS DAN PLO


  HAMAS


 
Hamas, akronim dari Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah (bahasa Arab:حركة المقاومة الاسلامية , secara harfiah "Gerakan Perlawanan Islam" dan kata Arab untuk 'ketekunan'), adalah sebuah gerakan dan partai politik Palestina berhaluan Islamis yang dibentuk pada tahun 1987 untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina. Pada tahun 2006, partai ini memenangkan pemilu parlemen Palestina. Sejak awal Februari 2007, kelompok ini terlibat konflik dengan kelompok Fatah akibat kekalahan kelompok Fatah di pemilu parlemen 2006.

Tokoh :

- Mahmoud al-Zahar

- Sheikh Ahmed Yassin

- Yahya Ayyash

- Abdullah Yusuf Azzam

- Abdel Aziz al-Rantissi

- Khaled Meshal

- Ismail Hanyah


  PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO)

 
Organisasi Pembebasan Palestina (bahasa Arab: منظمة تحرير فلسطينية Munazzamat al-Tahrir Filastiniyyah; bahasa Inggris: Palestine Liberation Organisation atau disingkat PLO) adalah lembaga politik resmi bangsa Arab Palestina yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Lembaga ini terdiri atas sejumlah organisasi perlawanan (yang terpenting ialah Al Fatah), organisasi ahli hukum, mahasiswa, buruh dan guru.
Organisasi ini mengusahakan sebuah negara Palestina di antara Laut Tengah dan Yordania. Sejak didirikan, pada tahun 1969 hingga meninggal pada tahun 2004, Yasser Arafat merupakan ketua organisasi ini. Pemimpinnya kini adalah Mahmud Abbas.

Berdirinya PLO
PLO didirikan pada 1964, setelah didahului oleh langkah awal Alm. Yasser Arafat untuk menyatukan semua organisasi perlawanan Palestina di bawah satu wadah, Al Fatah, pada 1950-an. Di awal pendirian, PLO di bawah dukungan Arafat dengan Al Fatahnya, menyerang Israel secara terus menerus. Israel menjawab dengan secara rutin menyerang basis PLO di Lebanon. Tak jarang korban yang berjatuhan dari kalangan sipil serta perempuan dan anak-anak.

Organ utama
Organ utama lembaga ini ialah Komite Eksekutif, Komite Sentral serta Dewan Palestina. Terpenting dari antaranya ialah Komite Eksekutif, yang bertugas mengambil keputusan-keputusan politik. Dalam mengambil keputusan, organ ini menerima masukan serta nasehat dari Komite Sentral, yang hampir kesemua anggotanya diambil dari organisasi perlawanan dan tokoh-tokoh independen. Dewan Nasional Palestina, sebuah organisasi penting lainnya yang terdiri dari 500 anggota, merupakan juga Parlemen Palestina.

Ketua PLO pertama
Atas kegigihannya menarik perhatian masyarakat internasional, pada tahun 1969 Arafat diangkat sebagai ketua PLO. Setelah menjadi ketua, Arafat mulai meninggalkan kegiatan penyerangan dengan senjata dan berusaha mendirikan sebuah pemerintahan di pengasingan. Beberapa langkah penting yang dilakukannya ialah berhasil membuat PLO memperoleh pengakuan Liga Arab sebagai satu-satunya organisasi bangsa Palestina tahun 1974. Juga pada November 1974, PLO merupakan satu-satunya organisasi nonpemerintah yang memperoleh kesempatan berbicara di depan Sidang Umum PBB. Satu langkah berikut yang dicapai ialah diperolehnya keanggotaan penuh PLO di dalam Liga Arab pada tahun 1976.

Manuver politik PLO
Selanjutnya manuver politik yang dilakukan oleh PLO untuk mencapai tujuan kemerdekaan Palestina ialah dengan menyebarkan perjuangan rakyat Palestina ke seluruh dunia, mengakui Resolusi Dewan Keamanan PBB No 242 dan 338 (yang mengakui eksistensi Israel), serta melakukan gerakan Intifadah sejak tahun 1987. Sebagian faksi militan militer menolak mengakui Resolusi PBB tersebut, namun mereka menegaskan bahwa mereka tetap menjadi anggota PLO dan tidak ingin memecah belah semangat nasionalisme ketika sedang dirintis usaha ke arah berdirinya sebuah negara yang baru terbentuk.
Pada 15 November 1988, sebuah langkah besar dilakukan oleh PLO, yaitu mengumumkan berdirinya negara Palestina dari markas besarnya di Algiers, Aljazair. Bersamaan dengan ini PLO mulai mendirikan kantor kedutaannya di berbagai negara Timur Tengah dan di Indonesia.

Perwakilan di PBB
PLO mendapatkan status peninjau di Sidang Umum PBB pada 1974 (Resolusi Sidang Umum no. 3237). Dengan pengakuan terhadap Negara Palestina, PBB mengubah status peninjau ini sehingga dimiliki oleh Palestina pada 1988 (Resolusi Sidang Umum no. 43/177.) Pada Juli 1998, Sidang Umum menerima sebuah resolusi baru (52/250) yang memberikan kepada Palestina hak-hak dan privilese tambahan, termasuk hak untuk ikut serta dalam perdebatan umum yang diadakan pada permulaan setiap sesi Sidang Umum, hak untuk menjawab, hak untuk ikut mensponsori resolusi dan hak untuk mengajukan keberatan atau pertanyaan yang berkaitan dengan pembicaraan dalam rapat (points of order) khususnya menyangkut masalah-masalah Palestina dan Timur Tengah. Dengan resolusi ini, "tempat duduk untuk Palestina akan diatur tepat setelah negara-negara non-anggota dan sebelum peninjau-peninjau lainnya." Resolusi ini diterima dengan suara 124 setuju, 4 menolak (Israel, AS, Kepulauan Marshall, Mikronesia) dan 10 abstain.


SEJARAH SINGKAT ISRAEL

Abraham, orang Yahudi yang pertama, mendapat panggilan dari Allah sewaktu ia berada di Ur, Kaldea. Allah berjanji kepadanya untuk memberikan tanah perjanjian Kanaan, yang juga dijanjikan kepada keturunannya. Dia mati tanpa menerima janji-janji tersebut.
 Ishak, anak Abraham yang pernah dijadikan korban persembahan kepada Allah karena karena ketaatan Abraham, adalah orang yang beriman. Allah menegaskan kembali janjiNya kepada Abraham melalui seekor domba. Ishak bersedia untuk mati karena ia taat kepada bapaknya, Abraham; hal ini merupakan gambaran dari Kristus. Janji-janji tersebut diperbarui melalui Ishak (Kej. 26:3-5).
 Yakub, dua kali ia bermimpi memerintah atas saudara-saudaranya. Mereka iri kepadanya, dan menjualnya sebagai budak ke Mesir. Disana ia menjadi pejabat pemerintah, dan ia ditugaskan untuk mengatur persediaan makanan selama tujuh tahun ketika bala kelaparan menimpa negeri itu. Pada masa itu, Yakub dan anak-anaknya datang ke Mesir untuk hidup bersama dengannya. Mereka dan keturunannnya tinggal di tanah Gosyen, Mesir. Selanjutnya Firaun menganiaya orang-orang Israel dan menjadikan mereka budak.
 
Musa lahir pada saat itu, ia disembunyikan di sebuah peti pandan, kemudian putri dari Firaun menemukannya dan merawatnya. Ketika ia sudah dewasa, ia membunuh seorang Mesir yang sedang memukul seorang Israel. Musa lari ke Midian. Ia bekerja pada Yitro selama 40 tahun sebagai seorang gembala. Lalu Allah menampakkan diriNya kepada Musa di semak belukar, ia diperintahkan untuk menemui Firaun dan memperingatkannya agar membebaskan bangsa Israel. Ia melakukan berbagai mujizat yang menakjubkan untuk membuktikan bahwa ia benar-benar diutus oleh Allah. Tetapi Firaun tetap tidak mau melepaskan Israel. Karena itu sepuluh tulah dijatuhkan ke atas Mesir; katak, kegelapan, hujan es, dan yang terakhir kematian atas anak sulung. Bangsa Israel harus menyembelih seekor domba dan membubuhkan darahnya pada pintu rumah mereka. Peristiwa ini dikenal sebagai Paskah.
 Keluaran. Akhirnya bangsa Israel keluar dari Mesir. Mereka berjalan dibawah bimbingan Malaikat Allah dalam bentuk tiang awan pada saat siang, dan tiang api pada saat malam. Tentara Firaun mengejar mereka sampai ke laut merah. Secara menakjubkan laut tersebut terbagi dua dan bangsa Israel berjalan melaluinya, lalu laut itu kembali ke keadaan semula dan menenggelamkan orang-orang Mesir. Kemudian bangsa Israel berjalan melalui padang gurun menuju tanah perjanjian Kanaan. Allah memberikan mereka air minum dari batu dan roti dalam bentuk manna, yang diberikan setiap pagi. Ketika mereka tiba di gunung Sinai, Allah memberikan mereka sepuluh perintah dan hukum Musa. Kemudian mereka mendirikan Kerajaan Allah. Mereka diperintahkan untuk membuat tenda khusus, yang disebut tabernakel. Di tempat itu mereka beribadah kepada Allah. Kemudian dari antara mereka dipilih Imam tinggi dan para imam untuk membawa korban mereka kepada Allah. Semua elemen dari tabernakel dan keimaman, adalah gambaran ke depan tentang Yesus.
 Tanah perjanjian akhirnya diberikan. 12 orang mata-mata dikirim, 10 diantaranya kembali dengan mengatakan bahwa sangat sulit untuk memiliki tanah Kanaan. 2 mata-mata lainnya, Yosua dan Kaleb, mengatakan hal yang benar bahwa tanah tersebut dapat mereka miliki jika mereka beriman kepada janji-janji Allah. Karena banyak orang lebih percaya kepada 10 mata-mata itu, akhirnya bangsa Israel dibiarkan mengemabara di padang gurun selama 40 tahun hingga mereka yang berumur 20 tahun pada waktu mereka keluar dari Mesir mati.
 
Yosua adalah pengganti Musa, ia memimpin bangsa Israel menuju tanah Kanaan. Kota pertam yang direbut adalah Yerikho, tempat dimana Rahab tinggal, dan selanjutnya Ai. Ketika mereka sudah berada di tanah tersebut, mereka dipimpin oleh para Hakim. Meskipun Allah adalah pemimpin mereka yang sebenarnya. Mereka adalah Gideon, Yefta, Samson, dll. Mereka menyerahkan Israel kepada musuh-musuh mereka, ketika bangsa Israel dinyatakan berdosa kepada Allah. Sejarah Israel dipenuhi dengan contoh-contoh ketidaktaatan kepada Allah. Mereka dihukum melalui penyerangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa disekeliling mereka. Karena mereka bertobat, Allah membawa mereka kembali, tetapi mereka mengulangi perbuatan mereka. Hakim yang terakhir adalah Samuel, pada masanya, bangsa Israel menolak Allah sebgai Raja atas mereka, dan meminta diberikan raja dari kalangan manusia, seperti bangsa-bangsa di sekeliling mereka.

PERADABAN MESOPOTAMIA

terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Entah sejak kapan nama itu dipakai untuk menyebut daerah itu. Namun, para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M), sudah menggunakannya.

Peradaban Sumeria
Bangsa iki umume ahli neng bidang tani lan dagang uga wis nduwe sistem pemerentahan sing ketata. Raja saka bangsa iki sing musuwur yaiku Ur Nanshe. Bangsa iki uga sing nemuake sistem etungan sixagesimal, sistem lingkaran 360 derajat uga etungan sejam ana 60 menit, semenit ana 60 detik lan liyane.





Akkadia

Bangsa Akkadia iki sing ngalahke bangsa Sumeria, rajane sing misuwur yaiku Sargon.

Babilonia

Raja Babilonia sing misuwur yaiku Hammurabi, mrentah Babilonia wiwit taun 1948 nganti 1905 SM.

Assyria

Bangsa Assyria iki misuwur sebagey bangsa penakluk, pemerentahane nerapke sistem militer. Rajane sing misuwur yaiku Assurbanipal. Bangsa iki akhire dikalahke bangsa Khaldea.
Babilonia anyar

Bangsa Khaldea ngalahke bangsa Assyria lan mbangun Babilonia anyar, rajane sing misuwur yaiku Nebukadnezar. Taun 539 SM, Babilonia anyar ditaklukake dening bangsa Persia.







SEJARAH PENDIDIKAN

A. Pendidikan di Indonesia Setelah Kemerdekaan (1945-1969) 

Pendidikan dan pengajaran sampai tahun 1945 di selenggarakan oleh kentor pengajaran yang terkenal dengan nama jepang Bunkyio Kyoku dan merupakan bagian dari kantor penyelenggara urusan pamong praja yang disebut dengan Naimubu. Setelah di proklamasikannya kemerdekaan, pemerintah Indonesia yang baru di bentuk menunjuk Ki Hajar Dewantara, pendiri taman siswa, sebagai menteri pendidikan dan pengajaran mulai 19 Agustus sampai 14 November 1945, kemudian diganti oleh Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dari tanggal 14 November 1945 sampai dengan 12 Maret 1946. tidak lama kemudian Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dig anti oleh Mohamad Syafei dari 12 Maret 1946 sampai dengan 2 Oktober 1946. karena masa jabatan yang umumnya amat singkat, pada dasarnya tidak bayak yang dapat diperbuat oleh para mentri tersebut.

1. Tujuan Dan Kurikulum Pendidikan 
Dalam kurun waktu 1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia mengalami lima kali perubahan. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP & K), Mr. Suwandi, tanggal 1 Maret 1946, tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa patriotosme. Hal ini dapat di pahami, karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun, dan masih ada gelagat bahwa Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Oleh karena itu penanaman jiwa patrionisme melalui pendidikan dianggap merupakan jawaban guna mempertahankan negara yang baru diproklamasikan. 
Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata menekan jiwa patrionisme. Dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cukup dan warga negara yang demokaratis secara bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”.

Kurikulum sekolah pada masa-masa awal kemerdekaan dan tahun 1950-an di tujukan untuk:
• meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
• meningkatkan pendidikan jasmani,
• meningkatkan pendidikan watak,
• menberikan perhatian terhafap kesenian,
• menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dan
• mengurangi pendidikan pikiran.

Menyusul meletusnya G-30 S/PKI yang gagal, maka melalui TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan kebudayaan di adakan perubahan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu, “Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikenhendaki oleh pembukaan UUD 1945”.

2. Sistem Persekolahan
Sistem pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan pada dasarnya melanjutkan apa yang dikembangkan pada zaman pendudukan jepang. Sistem dimaksud meliputi tiga tingkatan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan rendah adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah pertama yang berlangsung tiga tahun mempunyai beberapa jenis, yaitu sekolah menegah pertama (SMP) sebagai sekolah menengah pertama umum; kemudian sekolah teknik pertama (STP), kursus kerajinan negeri (KKN), sekolah dagang,sekolah kepandayan putrid (SKP) sebagai sekolah menengah pertama kejuruan; serta sekolah guru B (SGB) dan sekolah guru C (SGC) sebagai sekolah menengah pertama keguruan.
Sekolah menegah tinggi berlangsung tiga tahun, meliputi sekolah menengah tinggi (SMT) sebagai sekolah menengah umum, dan sekolah kejuruan berupa sekolah teknik menengah (STM), sekolah teknik (ST), sekolah guru kepandayan putrid (SGKP), sekolah guru A (SGA) dan kursus guru. 


B. Pedidikan di Indonesia Selama PJP I (1969-1993)
Pembangunan jangka panjang meliputi lima pelita, yaitu pelita I-V yang dimulai pada tahun 1969/1970 hingga tahun 1993/1994, atau 25 tahun. Selama kurun tersebut, pendidikan Indonesia Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini terutama di tandai oleh semakin luasnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; meningkatnya jumblah sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia serta tenaga yang terlibat dalam pendidikan; meningkatnya mutu pendidikan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya; semakin mantapnya sistem pendidikan nasional dengan di sahkan undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional beserta sejumblah peraturan pemerintah yang menyertainya.
Namun demikian, hingga berakhirnya pelita V, pendidikan nasional masi di hadapkan dengan berbagai tantangan baik kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, tantangan yang di hadapi menyangkut pemerataan kesempatan untuk mamperoleh pendidikan khususnya pendidikan dasar, sementara secara kualitatif tantangan yang di hadapi berkenan dengan upaya mutu pendidikan, peningkatan relefansi pendidikan dengan penbangunan, efektifitas dan efisiensi pendidikan.

C. Pendidikan di Indonesi Dewasa Ini

1. wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pada tanggal 2 mei 1994 wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun untuk tingkat SLTP dicanangkan. Sepuluh tahun sabelumnya, tepatnya pada tanggal 2 mei 1984, Indonesia juga memulai wajib belajar 6 tahun untuk tingkat SD, bersamaan dengan peresmian berdirinya Universitas terbuka. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun mempunyai 2tujuan utama yang berkaitan satu sama lain. Pertama, meningkatkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi setiap kelompok umur 7-15 tahun. Kedua untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia Indonesia hingga mencapai SLTP. Dengan wajib belajar, maka pendidikan minimal bangsa Indonesia semula 6 tahun ditingkatkan menjadi 9 tahun.
Sasaran-sasaran wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dalam pelita VI adalah, pertama, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) tingkat SLTP menjadi 66,19% dari keadaan padaawal pelita V yang mencapai 52,67%. Kedua, meningkatkan jumblah lulusan SD/MI yang tertampung di SLTP dan MTs sebesar 5400.000, yaitu dari 2,56 juta pad tahun 1993/1994 menjadi 3,10 juta pada tahun 1998/1999. Ketiga, tercapainya jumblah guru SD yang minimal berkualifikasi D-II sebayak 80%, guru SLYP berkualifikasi D-III sekitar 70%. Tantangan yang di hadapi oleh program wajip belajar pendidikan dasar 9 tahun memang lebih besar jika dibandikan dengan wajib belajar 6 tahun. Alasnya antara lain, pertama, pada saat dimulainya wajip belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baru skitar separuh dari kelompok umur 13-15 tahun yang berada disekolah. Kedua, daya dukung berupa dana, sarana, dan tenaga yang dimiliki oleh Indonesia untuk melaksanakan wajip belajar pendidikan dasar 9 tahun tidak lagi sebanyak pada saat dilaksanakan wajib belajar 6 tahun. Misalnya, pembangunan SD dalam jumblah besar melalui inpres. Ketiga, guna menampung 6,26 juta anak usia 13-15 tahun di SLTP diperlukan sarana, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Sejak di mulai pada tahun 1994, program wajip belajar pendidikan dasar sembilan tahun mencapai banyak kemajuan. Indikator-indikator kuantitatif yang di catat menunjukan bahwa angka partisipasi meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya ruang belajar, jumblah guru, dan fasilitas belajar lainnya .

2. pelaksanaan kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di berlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 1994/1995. kurikulum 1994 disusun dengan maksud agar proses pendidikan dapat selalu menyesuakan diri dengan tantangan yang terus barkembang, sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat. Kurikulum 1984 yang telah berjalan 10 tahun dipandang perlu untuk diperbaharui karena menurut hasil-hasil pengkajian, ditemikan adanya materi kurikulum yang tmpang tindih dan memerlukan penambahan. Misalnya tumpang tindih antara materi PMP, Sejarah Nasional, dan PSPB yang dalam kurikulum 1994 strukturnya lebih di sederhanakan. Disahkannya UU No 2/1989 tentang system Pendididkan Nasional yang diikuti oleh berbagai peraturan pemerintah mempuyai implikasi pada perlunya kurikulum pendidikan mengalami penyesuaian. Menyusul terjadinya informasi, dilakukan kembali revisi atas kurikilum 1994 dengan menata kembali struktur programnya yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1994 yang disempurnakan.


KERAJAAN-KERAJAAN YANG BERCORAK ISLAM DI INDONESIA


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmatNya penulis dapat makalah ini degan baik, sebab pengetahuan mengenai sejarah Indonesia sangatlah di butuhkan guna menambah ilmu pengetahuan dan intelektual dari bangsa ini. Oleh karena itu siswa lebih di tekankan untuk melaksanakan tanggung jawabnya, salahsatu tugas dari tanggung jawab itu adalah pembuatan makalah ini.
Untuk menggahiri semuanya penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mana telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Akhirnya “TIADA GADING YANG TAK RETAK” demikian kata pepetah, sadar akan keterbatasan yang dimiliki oleh karena itu setiap saran dan kritik yang membagun sagatlah penulis harapkan guna penyempurnaan karya tuliis ini, akhirnya penulis ucapkan terima kasih.  

                                                                                                                   Ambon,  Agustus 2009

                                                                                                                     Vando K Makaruku

*************************************************************************************




BAB I

PENDAHULUAN


Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
**************************************************************************************
BAB II

PEMBAHASAN


KERAJAAN-KERAJAAN YANG BERCORAK ISLAM DI INDONESIA
A. Kerajaan Samudra Pasai

  Kerajaan Samudra Pasai tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan Islam yang pertama. Mengenai awal dan tahun berdirinya kerajaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi menurut pendapat Prof. A. Hasymy, berdasarkan naskah tua yang berjudul Izhharul Haq yang ditulis oleh Al-Tashi dikatakan bahwa sebelum Samudra Pasai berkembang, sudah ada pusat pemerintahan Islam di Peureula (Perlak) pada pertengahan abad ke-9.
Perlak berkembang sebagai pusat perdagangan, tetapi setelah keamanannya tidak stabil maka banyak pedagang yang mengalihkan kegiatannya ke tempat lain yakni ke Pasai, akhirnya Perlak mengalami kemunduran.
Dengan kemunduran Perlak, maka tampillah seorang penguasa lokal yang bernama Marah Silu dari Samudra yang berhasil mempersatukan daerah Samudra dan Pasai. Dan kedua daerah tersebut dijadikan sebuah kerajaan dengan nama Samudra Pasai.
Kerajaan Samudra Pasai terletak di Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka. 

Berdasarkan lokasi kerajaan Samudra Pasai tersebut, maka dapatlah dikatakan posisi Samudra Pasai sangat strategis karena terletak di jalur perdagangan internasional, yang melewati Selat Malaka.
Dengan posisi yang strategis tersebut, Samudra Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat, dan di pihak lain Samudra Pasai berkembang sebagai bandar transito yang menghubungkan para pedagang Islam yang datang dari arah barat dan para pedagang Islam yang datang dari arah timur. Keadaan ini mengakibatkan Samudra Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.



Kehidupan Politik

  Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348). Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur secara India dan patihnya bergelar Amir. Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra Pasai tidak banyak diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Siam. Dengan demikian karena tidak adanya data sejarah yang lengkap, maka runtuhnya Samudra Pasai tidak diketahui secara jelas.

Kehidupan Ekonomi

  Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka.
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah.
Menurut cerita Ibnu Batutah, perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju karena didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai.
Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham). 

Kehidupan Sosial Budaya

  Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan sosial, masyarakat Samudra Pasai menjadi makmur. Dan di samping itu juga kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam.
Hubungan antara Sultan dengan rakyat terjalin baik. Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar pikiran dengan para ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu.
Samudra Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari hasil peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri Pasai.

B. Kerajaan Demak

  Demak sebelumnya merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit.
Kadipaten Demak tersebut dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja Majapahit.
Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.
Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).
Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.


Kehidupan Politik

  Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 – 1518).
Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.
Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus (1518 – 1521), Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.
Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 – 1546), karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.


Setelah kita mengamati gambar peta kekuasaan Demak tersebut, yang perlu kita ketahui bahwa daerah kekuasaan tersebut berhasil dikembangkan antara lain karena Sultan Trenggono melakukan penyerangan terhadap daerah-daerah kerajaan-kerajaan Hindu yang mengadakan hubungan dengan Portugis seperti Sunda Kelapa (Pajajaran) dan Blambangan.
Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan rempah-rempah dari Pajajaran.
Sebelum Benteng tersebut dibangun oleh Portugis, tahun 1526 Demak mengirimkan pasukannya menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah. Dengan penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk Jakarta.
Kemenangan gemilang Fatahillah merebut Sunda Kelapa tepat tanggal 22 Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta yang berarti Kemenangan Abadi.
Sedangkan penyerangan terhadap Blambangan (Hindu) dilakukan pada tahun 1546, di mana pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang dibantu oleh Fatahillah, tetapi sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono meninggal di Pasuruan.
Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen (saudara Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar Sedolepen).
Perang saudara tersebut diakhiri oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, sehingga pada tahun 1568 Pangeran Hadiwijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak dan hal ini juga berarti bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke pedalaman.

Kehidupan Ekonomi

Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang sebagai kerajaan maritim.
Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang ekonomi.

Kehidupan Sosial Budaya

Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar.
Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan – para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. Sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-orang Islam).
Demikian pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak. Salah satunya adalah Masjid Demak, di mana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon.



C. Kerajaan Banten

  Banten awalnya merupakan salah satu dari pelabuhan kerajaan Sunda. Pelabuhan ini direbut 1525 oleh gabungan dari tentara Demak dan Cirebon. Setelah ditaklukan daerah ini diislamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pelabuhan Sunda lainnya yang juga dikuasai Demak adalah Sunda Kelapa, dikuasai Demak 1527, dan diganti namanya menjadi Jayakarta. 

Kehidupan Politik

Berkembangnya kerajaan Banten tidak terlepas dari peranan raja-raja yang memerintah di kerajaan tersebut. Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang raja-raja yang memerintah di Banten, simaklah silsilah raja-raja Banten berikut ini.
Silsilah Raja-raja Banten sampai dengan Sultan Agung Tirtayasa
 
Setelah Anda menyimak silsilah raja-raja Banten tersebut, yang perlu Anda ketahui bahwa dalam perkembangan politiknya, selain Banten berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Demak, Banten juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya antara lain Pajajaran. Dengan dikuasainya Pajajaran, maka seluruh daerah Jawa Barat berada di bawah kekuasaan Banten. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan raja Panembahan Yusuf.
Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad, perluasan wilayah Banten diteruskan ke Sumatera yaitu berusaha menguasai daerah-daerah yang banyak menghasilkan lada seperti Lampung, Bengkulu dan Palembang. Lampung dan Bengkulu dapat dikuasai Banten tetapi Palembang mengalami kegagalan, bahkan Maulana Muhammad meninggal ketika melakukan serangan ke Palembang.
Dengan dikuasainya pelabuhan-pelabuhan penting di Jawa Barat dan beberapa daerah di Sumatera, maka kerajaan Banten semakin ramai untuk perdagangan, bahkan berkembang sebagai kerajaan maritim. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Pemerintahan Sultan Ageng, Banten mencapai puncak keemasannya Banten menjadi pusat perdagangan yang didatangi oleh berbagai bangsa seperti Arab, Cina, India, Portugis dan bahkan Belanda.
Belanda pada awalnya datang ke Indonesia, mendarat di Banten tahun 1596 tetapi karena kesombongannya, maka para pedagang-pedagang Belanda tersebut dapat diusir dari Banten dan menetap di Jayakarta.
Di Jayakarta, Belanda mendirikan kongsi dagang tahun 1602. Tentu nama kongsi dagang tersebut, bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, untuk itu tuliskan nama kongsi dagang tersebut dalam bahasa Indonesianya pada titik-titik di bawah ini.
Selain mendirikan benteng di Jayakarta VOC akhirnya menetap dan mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia tahun 1619, sehingga kedudukan VOC di Batavia semakin kuat. Adanya kekuasaan Belanda di Batavia, menjadi saingan bagi Banten dalam perdagangan. Persaingan tersebut kemudian berubah menjadi pertentangan politik, sehingga Sultan Ageng Tirtayasa sangat anti kepada VOC. Dalam rangka menghadapi Belanda/VOC, Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan melakukan perang gerilya dan perampokan terhadap Belanda di Batavia. Akibat tindakan tersebut, maka Belanda menjadi kewalahan menghadapi Banten. Untuk menghadapi tindakan Sultan Ageng Tirtayasa tersebut, maka Belanda melakukan politik adu-domba (Devide et Impera) antara Sultan Ageng dengan putranya yaitu Sultan Haji. Akibat dari politik adu-domba tersebut, maka terjadi perang saudara di Banten, sehingga Belanda dapat ikut campur dalam perang saudara tersebut. Belanda memihak Sultan Haji, yang akhirnya perang saudara tersebut dimenangkan oleh Sultan Haji. Dengan kemenangan Sultan Haji, maka Sultan Ageng Tirtayasa ditawan dan dipenjarakan di Batavia sampai meninggalnya tahun 1692. Dampak dari bantuan VOC terhadap Sultan Haji maka Banten harus membayar mahal, di mana Sultan Haji harus menandatangani perjanjian dengan VOC tahun 1684. Perjanjian tersebut sangat memberatkan dan merugikan kerajaan Banten, sehingga Banten kehilangan atas kendali perdagangan bebasnya, karena Belanda sudah memonopoli perdagangan di Banten. Akibat terberatnya adalah kehancuran dari kerajaan Banten itu sendiri karena VOC/Belanda mengatur dan mengendalikan kekuasaan raja Banten. Raja-raja Banten sejak saat itu berfungsi sebagai boneka.

Kehidupan Ekonomi

  Kerajaan Banten yang letaknya di ujung barat Pulau Jawa dan di tepi Selat Sunda merupakan daerah yang strategis karena merupakan jalur lalu-lintas pelayaran dan perdagangan khususnya setelah Malaka jatuh tahun 1511, menjadikan Banten sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai bangsa.
Pelabuhan Banten juga cukup aman, sebab terletak di sebuah teluk yang terlindungi oleh Pulau Panjang, dan di samping itu Banten juga merupakan daerah penghasil bahan ekspor seperti lada.
Selain perdagangan kerajaan Banten juga meningkatkan kegiatan pertanian, dengan memperluas areal sawah dan ladang serta membangun bendungan dan irigasi. Kemudian membangun terusan untuk memperlancar arus pengiriman barang dari pedalaman ke pelabuhan. Dengan demikian kehidupan ekonomi kerajaan Banten terus berkembang baik yang berada di pesisir maupun di pedalaman.

Kehidupan Sosial Budaya

  Kehidupan masyarakat Banten yang berkecimpung dalam dunia pelayaran, perdagangan dan pertanian mengakibatkan masyarakat Banten berjiwa bebas, bersifat terbuka karena bergaul dengan pedagang-pedagang lain dari berbagai bangsa.
Para pedagang lain tersebut banyak yang menetap dan mendirikan perkampungan di Banten, seperti perkampungan Keling, perkampungan Pekoyan (Arab), perkampungan Pecinan (Cina) dan sebagainya.
Di samping perkampungan seperti tersebut di atas, ada perkampungan yang dibentuk berdasarkan pekerjaan seperti Kampung Pande (para pandai besi), Kampung Panjunan (pembuat pecah belah) dan kampung Kauman (para ulama).

D. Kerajaan Mataram

  Nama kerajaan Mataram tentu sudah pernah Anda dengar sebelumnya dan ingatan Anda pasti tertuju pada kerajaan Mataram wangsa Sanjaya dan Syailendra pada zaman Hindu-Budha.
Kerajaan Mataram yang akan dibahas dalam modul ini, tidak ada hubungannya dengan kerajaan Mataram zaman Hindu-Budha. Mungkin hanya kebetulan nama yang sama. Dan secara kebetulan keduanya berada pada lokasi yang tidak jauh berbeda yaitu Jawa Tengah Selatan.
Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang dikuasai oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu mengatasi perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang munculnya kerajaan Pajang.
Ki Gede Pamanahan memiliki putra bernama Sutawijaya yang juga mengabdi kepada raja Pajang sebagai komando pasukan pengawal raja. Setelah Ki Gede Pamanahan meninggal tahun 1575, maka Sutawijaya menggantikannya sebagai adipati di Kota Gede tersebut.
Setelah pemerintahan Hadiwijaya di Pajang berakhir, maka kembali terjadi perang saudara antara Pangeran Benowo putra Hadiwijaya dengan Arya Pangiri, Bupati Demak yang merupakan keturunan dari Raden Trenggono.
Akibat dari perang saudara tersebut, maka banyak daerah yang dikuasai Pajang melepaskan diri, sehingga hal inilah yang mendorong Pangeran Benowo meminta bantuan kepada Sutawijaya.
Atas bantuan Sutawijaya tersebut, maka perang saudara dapat diatasi dan karena ketidakmampuannya maka secara sukarela Pangeran Benowo menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Pajang dan sebagai kelanjutannya muncullah kerajaan Mataram.
Lokasi kerajaan Mataram tersebut di Jawa Tengah bagian Selatan dengan pusatnya di kota Gede yaitu di sekitar kota Yogyakarta sekarang.

Kehidupan Politik

Pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Panembahan Senopati, memerintah tahun (1586 – 1601). Pada awal pemerintahannya ia berusaha menundukkan daerah-daerah seperti Ponorogo, Madiun, Pasuruan, dan Cirebon serta Galuh. Sebelum usahanya untuk memperluas dan memperkuat kerajaan Mataram terwujud, Sutawijaya digantikan oleh putranya yaitu Mas Jolang yang bergelar Sultan Anyakrawati tahun 1601 – 1613.
Sebagai raja Mataram ia juga berusaha meneruskan apa yang telah dilakukan oleh Panembahan Senopati untuk memperoleh kekuasaan Mataram dengan menundukkan daerah-daerah yang melepaskan diri dari Mataram. Akan tetapi sebelum usahanya selesai, Mas Jolang meninggal tahun 1613 dan dikenal dengan sebutan Panembahan Sedo Krapyak. Untuk selanjutnya yang menjadi raja Mataram adalah Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senopati ing alogo Ngabdurrahman, yang memerintah tahun 1613 – 1645. Sultan Agung merupakan raja terbesar dari kerajaan ini. Pada masa pemerintahannya Mataram mencapai puncaknya, karena ia seorang raja yang gagah berani, cakap dan bijaksana.
Pada tahun 1625 hampir seluruh pulau Jawa dikuasainya kecuali Batavia dan Banten. 


Di samping mempersatukan berbagai daerah di pulau Jawa, Sultan Agung juga berusaha mengusir VOC Belanda dari Batavia. Untuk itu Sultan Agung melakukan penyerangan terhadap VOC ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629 akan tetapi serangan tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan serangan terhadap VOC antara lain karena jarak tempuh dari pusat Mataram ke Batavia terlalu jauh kira-kira membutuhkan waktu 1 bulan untuk berjalan kaki, sehingga bantuan tentara sulit diharapkan dalam waktu singkat. Dan daerah-daerah yang dipersiapkan untuk mendukung pasukan sebagai lumbung padi yaitu Kerawang dan Bekasi dibakar oleh VOC, sebagai akibatnya pasukan Mataram kekurangan bahan makanan. Dampak pembakaran lumbung padi maka tersebar wabah penyakit yang menjangkiti pasukan Mataram, sedangkan pengobatan belum sempurna. Hal inilah yang banyak menimbulkan korban dari pasukan Mataram. Di samping itu juga sistem persenjataan Belanda lebih unggul dibanding pasukan Mataram.
Untuk selanjutnya silahkan Anda diskusikan dengan teman-teman Anda mencari penyebab kegagalan yang lain serangan Mataram ke batavia. Hasil diskusi Anda dapat dikumpulkan pada guru bina Anda dan kemudian lanjutkan menyimak uraian materi selanjutnya.
Walaupun penyerangan terhadap Batavia mengalami kegagalan, namun Sultan Agung tetap berusaha memperkuat penjagaan terhadap daerah-daerah yang berbatasan dengan Batavia, sehingga pada masa pemerintahannya VOC sulit menembus masuk ke pusat pemerintahan Mataram.
Setelah wafatnya Sultan Agung tahun 1645, Mataram tidak memiliki raja-raja yang cakap dan berani seperti Sultan Agung, bahkan putranya sendiri yaitu Amangkurat I dan cucunya Amangkurat II, Amangkurat III, Paku Buwono I, Amangkurat IV, Paku Buwono II, Paku Buwono III merupakan raja-raja yang lemah. Sehingga pemberontakan terjadi antara lain Trunojoyo 1674-1679, Untung Suropati 1683-1706, pemberontakan Cina 1740-1748.
Kelemahan raja-raja Mataram setelah Sultan Agung dimanfaatkan oleh penguasa daerah untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram juga VOC. Akhirnya VOC berhasil juga menembus ke ibukota dengan cara mengadu-domba sehingga kerajaan Mataram berhasil dikendalikan VOC.
Belanda ternyata belum puas memecah belah kerajaan Mataram. Akhirnya melalui politik adu-domba kembali tahun 1757 diadakan perjanjian Salatiga. Mataram terbagi 4 wilayah yaitu sebagian Surakarta diberikan kepada Mangkunegaran selaku Adipati tahun 1757, kemudian sebagian Yogyakarta juga diberikan kepada Paku Alam selaku Adipati tahun 1813.

Kehidupan Ekonomi

  Letak kerajaan Mataram di pedalaman, maka Mataram berkembang sebagai kerajaan agraris yang menekankan dan mengandalkan bidang pertanian. Sekalipun demikian kegiatan perdagangan tetap diusahakan dan dipertahankan, karena Mataram juga menguasai daerah-daerah pesisir. Dalam bidang pertanian, Mataram mengembangkan daerah persawahan yang luas terutama di Jawa Tengah, yang daerahnya juga subur dengan hasil utamanya adalah beras, di samping kayu, gula, kapas, kelapa dan palawija. Sedangkan dalam bidang perdagangan, beras merupakan komoditi utama, bahkan menjadi barang ekspor karena pada abad ke-17 Mataram menjadi pengekspor beras paling besar pada saat itu. Dengan demikian kehidupan ekonomi Mataram berkembang pesat karena didukung oleh hasil bumi Mataram yang besar. 

Kehidupan Sosial Budaya

  Sebagai kerajaan yang bersifat agraris, masyarakat Mataram disusun berdasarkan sistem feodal. Dengan sistem tersebut maka raja adalah pemilik tanah kerajaan beserta isinya. Untuk melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh seperangkat pegawai dan keluarga istana, yang mendapatkan upah atau gaji berupa tanah lungguh atau tanah garapan. Tanah lungguh tersebut dikelola oleh kepala desa (bekel) dan yang menggarapnya atau mengerjakannya adalah rakyat atau petani penggarap dengan membayar pajak/sewa tanah. Dengan adanya sistem feodalisme tersebut, menyebabkan lahirnya tuan-tuan tanah di Jawa yang sangat berkuasa terhadap tanah-tanah yang dikuasainya. Sultan memiliki kedudukan yang tinggi juga dikenal sebagai panatagama yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Sedangkan dalam bidang kebudayaan, seni ukir, lukis, hias dan patung serta seni sastra berkembang pesat. Hal ini terlihat dari kreasi para seniman dalam pembuatan gapura, ukiran-ukiran di istana maupun tempat ibadah. Contohnya gapura Candi Bentar di makam Sunan Tembayat (Klaten) diperkirakan dibuat pada masa Sultan Agung.

E. Kerajaan Gowa – Tallo

Di Sulawesi Selatan pada abad 16 terdapat beberapa kerajaan di antaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo dan Sidenreng. 
 

Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing.

  Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan.
Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat.
Dengan posisi strategis tersebut maka kerajaan Makasar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. Maka untuk menambah pemahaman Anda tentang perkembangan kerajaan Makasar tersebut, silahkan simak uraian materi berikut ini.

Kehidupan Politik

Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam.
Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Malekul Said (1639 – 1653).

Kehidupan Ekonomi

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang baik serta didukung oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar.
Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE (ket : artinya apa), sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.
Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

Kehidupan Sosial Budaya

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.
Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.
Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.


F. Kerajaan Ternate – Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Maluku adalah kepualuan yang terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Irian. Jumlah pulaunya ratusan dan merupakan pulau yang bergunung-gunung serta keadaan tanahnya subur.
 
  Peta Kepulauan Maluku abad 16. 

Keadaan Maluku yang subur dan diliputi oleh hutan rimba, maka daerah Maluku terkenal sebagai penghasil rempah seperti cengkeh dan pala.
Cengkeh dan pala merupakan komoditi perdagangan rempah-rempah yang terkenal pada masa itu, sehingga pada abad 12 ketika permintaan akan rempah-rempah sangat meningkat, maka masyarakat Maluku mulai mengusahakan perkebunan dan tidak hanya mengandalkan dari hasil hutan.

  Perkebunan cengkeh banyak terdapat di Pulau Buru, Seram dan Ambon.
Dalam rangka mendapatkan rempah-rempah tersebut, banyak pedagang-pedagang yang datang ke Kepulauan Maluku. Salah satunya adalah pedagang Islam dari Jawa Timur. Dengan demikian melalui jalan dagang tersebut agama Islam masuk ke Maluku, khususnya di daerah-daerah perdagangan seperti Hitu di Ambon, Ternate dan Tidore.
Selain melalui perdagangan, penyebaran Islam di Maluku dilakukan oleh para Mubaligh (Penceramah) dari Jawa, salah satunya Mubaligh terkenal yaitu Maulana Hussain dari Jawa Timur yang sangat aktif menyebarkan Islam di maluku sehingga pada abad 15 Islam sudah berkembang pesat di Maluku.
Dengan berkembangnya ajaran Islam di Kepulauan Maluku, maka rakyat Maluku baik dari kalangan atas atau rakyat umum memeluk agama Islam, sebagai contohnya Raja Ternate yaitu Sultan Marhum, bahkan putra mahkotanya yaitu Sultan Zaenal Abidin pernah mempelajari Islam di Pesantren Sunan Giri, Gresik, Jawa Timur sekitar abad 15. Dengan demikian di Maluku banyak berkembang kerajaan-kerajaan Islam.

Kehidupan Politik

  Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Rempah-rempah tersebut menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran dan perdagangan pada abad 15 – 17. Demi kepentingan penguasaan perdagangan rempah-rempah tersebut, maka mendorong terbentuknya persekutuan daerah-daerah di Maluku Utara yang disebut dengan Ulilima dan Ulisiwa.
Ulilima berarti persekutuan lima bersaudara yang dipimpin oleh Ternate yang terdiri dari Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Sedangkan Ulisiwa adalah persekutuan sembilan bersaudara yang terdiri dari Tidore, Makayan, Jailolo dan pulau-pulau yang terletak di kepulauan Halmahera sampai Irian Barat.

 
Persekutuan Ulilima dan Ulisiwa. 


Antara persekutuan Ulilima dan Ulisiwa tersebut terjadi persaingan. Persaingan tersebut semakin nyata setelah datangnya bangsa Barat ke Kepulauan Maluku.
Bangsa barat yang pertama kali datang adalah Portugis yang akhirnya bersekutu dengan Ternate tahun 1512. Karena persekutuan tersebut maka Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Ternate.
Spanyol pun datang ke Maluku pada waktu itu bermusuhan dengan Portugis. Akhirnya Spanyol di Maluku bersekutu dengan Tidore.
Akibat persekutuan tersebut maka persaingan antara Ternate dengan Tidore semakin tajam, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan antara keduanya yang melibatkan Spanyol dan Portugis. Dalam peperangan tersebut Tidore dapat dikalahkan oleh Ternate yang dibantu oleh Portugis.
Keterlibatan Spanyol dan Portugis pada perang antara Ternate dan Tidore, pada dasarnya bermula dari persaingan untuk mencari pusat rempah-rempah dunia sejak awal penjelajahan samudra, sehingga sebagai akibatnya Paus turun tangan untuk membantu menyelesaikan pertikaian tersebut.
Usaha yang dilakukan Paus untuk menyelesaikan pertikaian antara Spanyol dan Portugis adalah dengan mengeluarkan dekrit yang berjudul Inter caetera Devinae, yang berarti Keputusan Illahi. Dekrit tersebut ditandatangani pertama kali tahun 1494 di Thordessilas atau lebih dikenal dengan Perjanjian Thordessilas. Dan selanjutnya setelah adanya persoalan di Maluku maka kembali Paus mengeluarkan dekrit yang kedua yang ditandatangani oleh Portugis dan Spanyol di Saragosa tahun 1528 atau disebut dengan Perjanjian Saragosa.
Perjanjian Thordessilas merupakan suatu dekrit yang menetapkan pada peta sebuah garis maya perbatasan dunia yang disebut Garis Thordessilas yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan melalui Kepulauan Verdi di sebelah Barat benua Afrika. Wilayah di sebelah Barat Garis Thordessilas ditetapkan sebagai wilayah Spanyol dan di sebelah Timur sebagai wilayah Portugis.
Sedangkan Perjanjian Saragosa juga menetapkan sebuah garis maya baru sebagai garis batas antara kekuasaan Spanyol dengan kekuasaan Portugis yang disebut dengan Garis Saragosa. Di mana garis tersebut membagi dunia menjadi 2 bagian yaitu Utara dan Selatan. Bagian Utara garis Saragosa merupakan kekuasaan Spanyol dan bagian Selatannya adalah wilayah kekuasaan Portugis.
Dengan adanya perjanjian Saragosa tersebut, maka sebagai hasilnya Portugis tetap berkuasa di Maluku sedangkan Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan perhatiannya di Philipina. Sebagai akibat dari perjanjian Saragosa, maka Portugis semakin leluasa dan menunjukkan keserakahannya untuk menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Tindakan sewenang-wenang Portugis menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Ternate, bahkan bersama-sama rakyat Tidore dan rakyat di pulau-pulau lainnya bersatu untuk melawan Portugis. Perlawanan terhadap Portugis pertama kali dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate, sehingga perang berkobar dan benteng pertahanan Portugis dapat dikepung. Dalam keadaan terjepit tersebut, Portugis menawarkan perundingan. Akan tetapi perundingan tersebut merupakan siasat Portugis untuk membunuh Sultan Hairun tahun 1570.
Dengan kematian Sultan Hairun, maka rakyat Maluku semakin membenci Portugis, dan kembali melakukan penyerangan terhadap Portugis yang dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1575. Perlawanan ini lebih hebat dari sebelumnya sehingga pasukan Sultan Baabullah dapat menguasai benteng Portugis. Keberhasilan Sultan Baabullah merebut benteng Sao Paolo mengakibatkan Portugis menyerah dan meninggalkan Maluku. Dengan demikian Sultan Baabullah dapat menguasai sepenuhnya Maluku dan pada masa pemerintahannya tahun 1570 – 1583 kerajaan Ternate mencapai kejayaannya karena daerah kekuasaannya meluas terbentang antara Sulawesi sampai Irian dan Mindanau sampai Bima, sehingga Sultan Baabullah mendapat julukan ‘Tuan dari 72 Pulau’. 

Kehidupan Ekonomi

  Kerajaan Ternate dan Tidore berkembang sebagai kerajaan Maritim. Dan hal ini juga didukung oleh keadaan kepulauan Maluku yang memiliki arti penting sebagai penghasil utama komoditi perdagangan rempah-rempah yang sangat terkenal pada masa itu. Dengan andalan rempah-rempah tersebut maka banyak para pedagang baik dari dalam maupun luar Nusantara yang datang langsung untuk membeli rempah-rempah tersebut, kemudian diperdagangkan di tempat lain.
Dengan kondisi tersebut, maka perdagangan di Maluku semakin ramai dan hal ini tentunya mendatangkan kemakmuran bagi rakyat Maluku. Adanya monopoli dagang Portugis maka perdagangan menjadi tidak lancar dan menimbulkan kesengsaraan rakyat di Maluku.

Kehidupan Sosial Budaya

  Masuknya Islam ke Maluku maka banyak rakyat Maluku yang memeluk agama Islam terutama penduduk yang tinggal di tepi pantai, sedangkan di daerah pedalaman masih banyak yang menganut Animisme dan Dinamisme.
Dengan kehadiran Portugis di Maluku, menyebabkan agama Katholik juga tersebar di Maluku. Dengan demikian rakyat Maluku memiliki keanekaragaman agama. Perbedaan agama tersebut dimanfaatkan oleh Portugis untuk memancing pertentangan antara pemeluk agama. Dan apabila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan tersebut diperuncing oleh campur tangan orang-orang Portugis. Dalam bidang kebudayaan yang merupakan peninggalan kerajaan Ternate dan Tidore terlihat dari seni bangunan berupa bangunan Masjid dan Istana Raja dan lain-lain. 



                                                      ******oleh: Vando CR Makaruku******